Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bicara soal prospek, Leonard berujar bahwa tren peningkatan gaya hidup sehat di tengah masyarakat memang mengungkit permintaan pasar untuk produk obat herbal pada masa pandemi. Kendati demikian, dia melihat bahwa peningkatan yang terjadi sejauh ini masih terbatas, sebab kondisi daya beli masyarakat masih belum pulih.
Ke depan, Sido Muncul masih akan memfokuskan penjualan produk-produk segmen jamu herbal dan suplemen pada pasar domestik untuk menyiasati kondisi pasar di beberapa negara tujuan ekspor perusahaan yang belum kondusif. Strateginya, Sido Muncul akan terus melakukan pemerataan distribusi dan menjaga ketersediaan produk pada outlet-outlet yang ada di dalam negeri.
Baca Juga: Bakal stock split, simak rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)
Sido Muncul tidak memasang target spesifik untuk segmen usaha jamu herbal dan suplemen. Tapi perusahaan ini membidik pertumbuhan single digit untuk penjualan konsolidasi sampai tutup tahun nanti.
Sepanjang semester pertama tahun ini, SIDO membukukan penjualan sebesar Rp 1,45 triliun, tumbuh 3,51% dari realisasi penjualan pada semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,41 triliun.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih perusahaan naik 10,60% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 374,11 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 413,79 miliar di semester I 2020.
Selanjutnya: Ini faktor pendorong kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News