Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp 43.66 per lembar. "Kerugian tersebut dikarenakan rugi kurs dan biaya operasional termasuk perbaikan kendaraan," kata Erwin.
Selain itu, rugi sebelum manfaat pajak diderita Rp 48,57 miliar naik tajam dari rugi sebelum manfaat pajak pada tahun sebelumnya yaitu Rp 312,79 juta terutama setelah rugi kurs diderita Rp 24,66 miliar usai mencatat laba kurs Rp 4,01 juta tahun sebelumnya.
Baca Juga: Penumpukan penumpang di Stasiun Bogor terjadi lagi, begini penjelasan Bima Arya
Sementara, jumlah aset hingga 31 Maret 2020 mencapai Rp 192,15 miliar turun dari jumlah aset hingga periode 31 Desember 2019 yang sebesar Rp 217,82 miliar.
Erwin mengatakan, perseroan menargetkan pendapatan yang di bidik di tahun ini di atas Rp 100 miliar. Pihaknya juga tidak berencana merevisi kontrak, hanya ada penurunan volume. "Strategi mendongkrak kinerja sampai akhir tahun, kami akan meningkatkan efisiensi armada dan perbaikan armada-armada yang dimiliki," pungkas Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News