Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Sierad Produce Tbk masih mengandalkan jagung lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi pakan ternak. Saat ini, rata-rata kebutuhan jagung Sierad sebesar 12.000 ton hingga 15.000 ton per bulan.
Direktur Utama Sierad Eko Putro Sandjojo mengatakan, saat ini, rata-rata produksi pakan ternak Sierad mencapai 25.000 ton per bulan. Dari jumlah itu sekitar 50% terdiri dari jagung sebesar 15.000 ton. "Itu semua kita beli dari jagung lokal, tapi kalau jagung lokal tidak memadai, kita beli jagung impor dari trader," jelas Eko kepada KONTAN, Kamis (18/4). Kualitas jagung lokal dinilai lebih bagus ketimbang jagung impor.
Menurut Eko, kebutuhan jagung untuk pakan ternak cukup besar. Namun, karena pasokannya tidak cukup, maka rata-rata Sierad hanya dapat menggunakan 70% jagung lokal untuk memenuhi kebutuhan produksi pabrik pakan ternak. Ketika terjadi pembatasan impor jagung oleh Kementerian Pertanian (Kemtan), Sierad terpaksa mencari subtitusi jagung seperti gandum yang harganya sebenarnya lebih mahal dari jagung impor.
Saat ini, produksi pakan ternak Sierad masih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, lalu sisanya dijual. Perbandingannya, sekitar 60% untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan 40% untuk dijual dengan harga sekitar Rp 6.200 per kilogram (kg). "Kami jual sesuai harga pasar, karena banyak pesaing di bisnis pakan ternak," bebernya.
Eko bilang, produksi pakan ternak Sierad cenderung stagnan karena produksi ayam Sierad saat ini belum ada penambahan akibat produksi ayam di Indonesia yang kelebihan pasokan. Untuk itu, Sierad lebih fokus pada intensifikasi dan perbaikan kualitas produk ketimbang meningkatkan kuantitas. Sierad juga memilih lebih fokus mengembangkan produk olahan ayam ketimbang peningkatan produksi ternak ayam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News