Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergelut di industri kimia menyiapkan strategi untuk memperbaiki kinerja di sisa tahun 2025. Emiten kimia memiliki performa keuangan yang bervariasi dalam periode tiga bulan pertama tahun ini.
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berhasil memperbaiki kinerja dengan meraup pendapatan US$ 622,09 juta pada kuartal I-2025. Meningkat 31,82% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan pendapatan US$ 471,91 juta pada kuartal I-2024.
Sejalan dengan itu, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) milik taipan Prajogo Pangestu ini memangkas kerugian. Rugi bersih TPIA menyusut 22,58% (yoy) dari US$ 33,12 juta menjadi US$ 25,64 juta hingga Maret 2025.
Baca Juga: Chandra Asri Group Pertahankan Skor Carbon Disclosure Project (CDP)
Berbeda dari emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi "Boy" Thohir dan TP Rachmat, PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA). Pendapatan ESSA merosot 5,68% (yoy) dari US$ 73,82 juta menjadi US$ 69,62 juta.
Laba bersih ESSA pun menurun 20,47% (yoy) dari US$ 10,21 juta menjadi US$ 8,12 juta pada kuartal I-2025. Pada periode yang sama, laba bersih PT Lautan Luas Tbk (LTLS) juga menyusut meski pendapatan mengalami pertumbuhan.
Pendapatan LTLS naik 10,47% (yoy) dari Rp 1,91 triliun menjadi Rp 2,11 triliun per Maret 2025. Namun secara bottom line, laba bersih LTLS menurun 55,36% (yoy) dari Rp 87,53 miliar menjadi Rp 39,07 miliar pada kuartal I-2025.
Direktur Chandra Asri Pacific, Suryandi mengungkapkan pertumbuhan pendapatan TPIA pada kuartal I-2025 didorong oleh kondisi pasar yang menguntungkan. Penjualan dari segmen kimia meningkat 32,5% (yoy) menjadi US$ 592,6 juta.
Baca Juga: Chandra Asri Gandeng IKPT Bangun Perluasan Pabrik MTBE dan Butene-1
Bersamaan dengan itu, segmen infrastruktur TPIA naik 19,4% (yoy) menjadi US$ 29,5 juta. Kinerja stabil di segmen infrastruktur mengimbangi gangguan pasokan dan permintaan pada tahun sebelumnya.
EBITDA Chandra Asri pun melonjak signifikan dari US$ 1,1 juta per kuartal I-2024 menjadi US$ 21,7 juta pada kuartal I-2025.
"Mencerminkan pemulihan margin, didorong oleh perbaikan kondisi pasar untuk portofolio produk Chandra Asri," ungkap Suryandi dalam keterbukaan informasi, belum lama ini.
Sementara itu, Presiden Direktur & CEO Essa Industries Indonesia Kanishk Laroya membeberkan bahwa kinerja ESSA pada kuartal I-2025 terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan gas ke pabrik amoniak.
Kondisi ini akibat kegiatan pemeliharaan di pemasok gas hulu, sehingga berdampak pada produksi amoniak.
Emiten lain yang bergerak di industri kimia adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), melalui segmen perdagangan dan distribusi. Direktur AKRA Suresh Vembu mengungkapkan perdagangan dan distribusi kimia berkontribusi sekitar 15% terhadap pendapatan AKRA.
Baca Juga: Melongok Prospek dan Tantangan Industri Kimia di Tahun 2025
Suresh bilang, segmen perdagangan dan distribusi produk kimia menunjukkan kinerja yang stabil pada kuartal I-2025. Terdapat pertumbuhan volume dan nilai penjualan, terutama ditopang oleh meningkatnya permintaan dari sektor hilirisasi mineral di Indonesia Timur.