Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
"Dengan meningkatnya aktivitas ini akan meningkatkan kebutuhan services maka otomatis tarif akan bergerak naik," terang Ali.
Tenny menambahkan, hingga tutup tahun nanti komposisi revenue diprediksi tidak bakal mengalami banyak perubahan. Apalagi upaya mendongkrak pendapatan dari sektor non hulu memang jadi strategi ELSA sepanjang paruh pertama tahun ini demi mengantisipasi penurunan aktivitas di hulu migas.
"Tantangan di sisi upstream membuat kami mencari pengganti di distribusi dan logistik untuk tetap bisa maintain kontrak revenue yang baik sehingga terjadi pergeseran komposisi revenue di Elnusa Group," kata Tenny.
Baca Juga: Emiten Migas Tak Lantas Kecipratan Berkah Kenaikan Harga Minyak Dunia
Adapun, kontribusi pendapatan ELSA di semester I 2021 sebesar 76% berasal dari Pertamina dan 24% dari pihak lainnya.
Sementara itu, laba bersih ELSA pada semester I 2021 mencapai Rp 40, 15 miliar atau turun 69,19% yoy. Pada semester I 2020 laba bersih mencapai Rp 130,34 miliar. Hingga tutup tahun nanti, laba bersih ditargetkan dapat terdongkrak dua kali lipat dari raihan paruh pertama tahun ini.
"Kalau lihat dengan proyeksi 6 bulan terakhir melihat ritme operasi kemudian juga tantangan dan pandemi covid yang kita proyeksi belum selesai paling tidak kita proyeksi 6 bulan ini laba bersih akan dua kali dari triwulan 2 kemarin," jelas Tenny.
Selanjutnya: Pertamina: Peralihan saham Elnusa sejalan dengan program restrukturisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News