kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak upaya Pertamina perbaiki kinerja operasional dan keuangan di sisa tahun 2020


Kamis, 27 Agustus 2020 / 16:56 WIB
Simak upaya Pertamina perbaiki kinerja operasional dan keuangan di sisa tahun 2020
ILUSTRASI. Pertamina. REUTERS/Darren Whiteside/File Photo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester kedua 2020, kinerja operasional PT Pertamina (Persero) secara keseluruhan mulai menunjukkan tren yang positif.

Pada Juli 2020, Pertamina membukukan volume penjualan seluruh produk sebesar 6,9 juta kiloliter (kl) atau meningkat 5% dibandingkan Juni 2020 sebesar 6,6 juta kl. Sedangkan dari sisi nilai penjualan, pada Juli lalu Pertamina meraup penjualan di kisaran US$ 3,2 miliar atau terjadi kenaikan sebesar 9% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 2,9 miliar.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, salah satu efek kejut yang dialami Pertamina di masa pandemi Covid-19 adalah penurunan permintaan BBM. Namun, seiring pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru dan pergerakan perekonomian nasional, tren penjualan Pertamina pun mulai merangkak naik.

"Kinerja kumulatif Juli juga sudah mengalami kemajuan dan lebih baik dari kinerja kumulatif bulan sebelumnya,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (27/8).

Menurut Fajriyah, periode Februari hingga Mei 2020 merupakan masa-masa terberat Pertamina dengan volume permintaan yang terus mengalami penurunan tajam akibat pandemi Covid-19. Bahkan, saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penurunan permintaan di kota-kota besar mencapai lebih dari 50%. Ditambah lagi, penurunan pendapatan terjadi di sektor hulu sehingga total pendapatan Pertamina yang tercantum dalam Laporan Keuangan Unaudited Juni 2020 turun hingga 20%.

Baca Juga: MK larang wakil menteri rangkap jabatan sebagai komisaris di swasta dan BUMN

Karena adanya penurunan pendapatan yang signifikan, maka laba Pertamina juga turut tertekan. Pada pada Januari 2020, Pertamina masih membukukan laba bersih positif US$ 87 juta. Namun, memasuki 3 bulan selanjutnya, Pertamina mulai mengalami kerugian bersih rata-rata US$ 500 juta per bulan.

Untuk mengatasi kondisi ini, manajemen Pertamina telah berhasil menjalankan strategi dari berbagai aspek baik operasional maupun finansial, sehingga laba bersih pun beranjak naik sejak Mei sampai Juli 2020 dengan rata-rata sebesar US$ 350 juta setiap bulannya. Pencapaian positif ini diyakini akan terus mengurangi kerugian yang sebelumnya telah tercatat.

"Mulai bulan Mei berlanjut Juli dan ke depannya, kinerja makin membaik. Dengan laba bersih (unaudited) di Juli sebesar US$ 408 juta, maka kerugian dapat ditekan dan berkurang menjadi US$ 360 juta atau setara Rp 5,3 Triliun. Dengan memperhatikan tren yang ada, kami optimistis kinerja akan terus membaik sampai akhir tahun 2020,” jelas Fajriyah.

Di samping itu, kinerja laba operasi dan EBITDA Pertamina juga tetap positif. Alhasil, secara kumulatif dari Januari sampai dengan Juli 2020 laba operasi Pertamina mencapai US$ 1,26 milyar dan EBITDA sebesar US$ 3,48 milyar. 

Hal ini menunjukkan bahwa secara operasional Pertamina tetap berjalan baik, termasuk komitmen perusahaan untuk menjalankan penugasan distribusi BBM dan LPG ke seluruh pelosok negeri serta menuntaskan proyek strategis nasional seperti pembangunan kilang.

"Tentu saja perbaikan kinerja tidak semudah membalikkan tangan, melainkan perlu proses dan perlu waktu. Sekarang ini, sudah terlihat dengan kerja keras seluruh manajemen dan karyawan, kinerja Pertamina mulai pulih kembali," ungkap Fajriyah.

Baca Juga: Ini komentar Menteri ESDM perihal rugi Pertamina capai Rp 11 triliun




TERBARU

[X]
×