Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
CIPUTAT. Mulai melonjaknya harga tanah di Jakarta Selatan membuat pengembang mencari lokasi baru untuk proyeknya. Salah satunya Ciputat, di Tangerang Selatan, yang dianggap memiliki potensi investasi cukup besar di masa depan.
Atas dasar itulah PT Bina Usaha Nusantara membangun sebuah kompleks hunian bernama Bailey's Lagoon di Ciputat. Kompleks hunian tersebut dibangun di atas lahan seluas satu hektare dan berada tepat di Jalan Ciputat Raya, Tangerang Selatan.
Direktur Utama PT Bina Usaha Nusantara, Arvin F. Iskandar, pada acara peletakkan batu pertama Bailey's Lagoon di Ciputat, Sabtu (22/11/2014), mengatakan bahwa pemilihan lokasi tersebut tak lepas dari adanya pasar dan pusat perbelanjaan. Hal tersebut membuat komplek hunian berada di pusat keramaian Ciputat.
"Ini wilayah ramai, apalagi nanti kalau tol JORR di TB Simatupang sudah dibuka," papar Arvin.
Dia menambahkan, saat ini Ciputat merupakan salah satu kawasan yang sedang tumbuh. Pembangunan Bailey's Lagoon juga dalam rangka mengembangkan wilayah tersebut.
Memang, bertumbuhnya kawasan Ciputat juga menyebabkan kemacetan. Tak terkecuali lokasi perumahan tersebut yang kerap dilanda kemacetan akibat banyaknya angkutan umum melintas di sana.
"Macet is beauty. Macet ini menandakan kalau area ini adalah area sentral dengan akses mudah mau ke mana-mana. Selain itu macet ini juga jadi straight point kita," jelas Arvin.
Dekat perkantoran
Komisaris PT Bina Usaha Nusantara Dedi Setiadi mengatakan bahwa kedekatan kawasan Ciputat dengan TB Simatupang dan Lebak Bulus juga diyakini menjadi faktor utama pemilihan Ciputat sebagai lokasi pembangunan kompleks hunian berkonsep multifungsi tersebut.
"Sektor ekonomi Ciputat sedang berkembang. Selain itu, di TB Simatupang akan banyak kantor sehingga akan banyak orang yang mencari rumah di dekat kantornya. Karena itu, Ciputat menjadi salah satu pilihannya," papar Dedi.
Saat ini Bailey's Lagoon dibanderol seharga Rp 300 juta sampai Rp 700 juta. Dengan patokan harga itu, komplek hunian tersebut memang ditujukan untuk para karyawan dan pekerja di kawasan TB Simatupang dan Pondok Indah.
"Mahalnya tanah untuk hunian di kedua daerah itu membuat hunian ini jadi salah satu pilihan untuk punya rumah di dekat kantor," ujar Dedi.
Sebagai catatan, dua tahun lalu harga tanah di Ciputat berkisar antara Rp 7 sampai Rp 8 juta per meter persegi. Jumlah itu tentunya sudah naik, mengingat harga tanah bergerak sangat dinamis.
"Saat ini harga tanah di Pondok Indah mencapai Rp 35 juta dan Simatupang Rp 25 sampai Rp 30 juta. Ciputat ini sudah naik dua kali selama tiga tahun terakhir. Sekarang harganya bisa ada di kisaran Rp 14 juta per meter persegi," jelas Arvin.(Ridwan Aji Pitoko)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News