Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tony Liwang Plant Production and Biotechnology Division Sinarmas Agribusiness and Food mengatakan penurunan harga minyak dunia tidak mempengaruhi pembangunan pabrik biodiesel milik Sinarmas. Kendati begitu, pihaknya mendorong pemerintah juga mencari jalan keluar apabila penurunan harga minyak dunia terus berlanjut dan berlangsung lama.
Tony bilang peran Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit sebagai penyeimbang harga perlu mendiskusikan jalan keluar mengatasi dampak penurunan harga minyak dunia terhadap program biodiesel di dalam negeri.
"Kalau pembangunan pabrik biodiesel kita tetap jalan. Pembangunan pabrik ini merupakan komitmen kita bersama dengan pemerintah," ujar Tony, Kamis (21/1).
Ia mengatakan pabrik biodiesel yang tengah dibangun Sinarmas Group tetap berjalan dan terus meningkatkan kapasitasnya. Namun ia mengaku tidak tahu persis seperti apa progresnya saat ini. Kendati begitu, ia memastikan kapasitas produksi pabrik biodiesel milik Sinarmas terus ditingkatkan seturut dengan makin besarnya pengolahan biodiesel di dalam negeri.
Sebelumnya, Golden Agri Resources Ltd ingin meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia. Induk usaha PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) ini akan membangun dua pabrik biodiesel di Indonesia. Pabrik tersebut memiliki kapasitas masing-masing 300.000 ton per tahun.
Untuk keperluan membangun pabrik itu, Golden Agri merogoh biaya sekitar US$ 150 juta-US$ 200 juta. Dengan nilai tukar di sekitar Rp 13.700, maka investasinya setara dengan Rp 2,05 triliun sampai Rp 2,74 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News