Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Perlu Transparansi
Kendati demikian, TMMIN sebagai bagian dari keluarga besar Toyota dengan tulus ingin meminta maaf kepada seluruh pelanggan dan pemangku kepentingan di Indonesia atas ketidaknyamanan dan potensi kehawatiran yang ditimbulkan oleh isu penyimpangan prosedur uji mesin diesel.
Pengamat Otomotif Bebin Djuana menilai, klarifikasi yang diutarakan oleh produsen otomotif yang tersandung skandal seperti Toyota dan Daihatsu cenderung tidak menjawab secara gamblang inti masalah, bahkan terkesan hanya basa-basi.
Padahal, para konsumen butuh transparansi yang lebih jelas dan rinci terkait masalah yang tengah dihadapi oleh produsen mobil bersangkutan. "Sehingga, masyarakat dapat menilai apakah masalah tersebut sangat penting dan berkaitan dengan aspek keselamatan atau lainnya," tutur Bebin, Rabu (30/1).
Baca Juga: Populerkan produk elektrifikasi, Toyota-Astra Motor hadirkan EV smart mobility
Tidak hanya itu, pemerintah harus mendalami setiap kasus yang melibatkan produsen-produsen otomotif global di Indonesia. Sebab, masalah seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. "Pemerintah harus meningkatkan pengawasannya," kata Bebin.
Sampai artikel ini dimuat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih menunggu klarifikasi secara langsung dari Toyota Indonesia terkait dugaan penyimpangan prosedur uji mesin diesel yang menyeret Fortuner. Alhasil, belum ada tindakan apapun yang ditempuh pemerintah.
"Kami masih meminta konfirmasi resmi dari Toyota," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, Rabu (30/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News