kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SKK Migas: Banyak yang ingin mengobok-obok kami


Jumat, 15 November 2013 / 14:18 WIB
SKK Migas: Banyak yang ingin mengobok-obok kami
ILUSTRASI. Pengendara melintasi Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/12/2021). Cuaca besok di Jawa dan Bali cerah berawan hingga hujan ringan, menurut prakiraan BMKG. ANTARA FOTO/Novrian Arbi.


Sumber: Kompas.co | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas menyatakan tetap fokus mencapai target produksi guna mendukung pendapatan negara, meskipun banyak pihak yang berkepentingan terhadap lembaga ini.

Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro menyatakan, pihaknya akan mengejar target produksi seperti yang ditetapkan di APBN. "Banyak yang ingin mengobok-obok kami, tapi kami akan jalan terus. Banyak sekali yang kami hadapi, mulai dari pembubaran oleh MK hingga penolakan masyarakat terhadap kontraktor migas," ujarnya, Jumat (15/11).

Dia mengatakan, berbagai masalah yang dihadapi oleh pelaku industri migas cukup berpengaruh terhadap potensi pendapatan negara. Dia mengklaim, ada sejumlah kontraktor migas yang menghentikan operasinya di Indonesia karena berbagai masalah tersebut.

Hingga saat ini terdapat 41 kontraktor migas yang beroperasi di Indonesia. Jumlah itu terdiri dari 13 kontraktor yang melakukan eksploitasi dan 28 kontraktor eksplorasi. "Untuk mencari minyak di wilayah-wilayah yang sulit, seperti di laut dalam, kontraktor butuh modal besar. Mana ada perusahaan Indonesia yang bersedia melakukan itu. Para kontraktor asing yang masuk ke Indonesia, mereka membawa uang. Jadi harus didukung," lanjutnya.

Hingga saat ini, minyak masih berkontribusi cukup besar bagi energy mix di Indonesia, hingga mencapai 70%. (Bambang Priyo Jatmiko/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×