kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas berharap pengadaan lahan Blok Masela rampung tahun ini


Kamis, 06 Februari 2020 / 21:26 WIB
SKK Migas berharap pengadaan lahan Blok Masela rampung tahun ini
ILUSTRASI. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengharapkan proses pengadaan lahan Blok Masela dapat rampung tahun ini.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya terus mengupayakan solusi soal lahan.

"Kata orang Maluku katanya tanah adat, tapi menurut pemerintah data di pusat itu adalah tanah negara, tanah kehutanan. Kita cari solusinya," kata Dwi di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (6/2).

Baca Juga: SKK Migas ingin industri penunjang jasa migas terlibat dalam proyek Blok Masela

Dwi melanjutkan, lahan yang dibutuhkan mencapai lebih dari 1.000 hektare. Selain permasalahan tanah adat, Dwi memastikan ada area yang juga merupakan tanah milik warga.

Untuk itu, pemerintah akan membeli lahan milik warga yang masuk dalam rencana area proyek. Sayangnya, Dwi belum bisa memastikan besaran harga yang ditetapkan untuk lahan milik warga.

Namun ia memastikan pemerintah akan mengikuti ketentuan yang ada. "Nanti kita ikuti aturan yang ada, apakah itu dibentuk tim bersama oleh pak gubernur dan sebagainya," jelas Dwi.

Baca Juga: Proyek sudah disetujui, pembeli gas Blok Masela malah belum ada

Asal tahu saja, berdasarkan perhitungan SKK Migas yang juga telah disepakati dalam dokumen Plan of Development (POD), pemanfaatan TKDN proyek LNG Abadi akan mencapai 26,62 %.

 Maka dengan nilai proyek pembangunan sekitar US$ 19,8 miliar, akan ada potensi sebesar US$ 5,27 miliar atau setara dengan sekitar Rp 73 triliun belanja barang/jasa di dalam negeri.

Dwi menyebutkan, ini merupakan jumlah yang sangat besar, dan salah satu wujud nyata kontribusi hulu migas dalam membangun perekonomian Indonesia.

Asal tahu saja, TKDN dapat berupa kebutuhan berbagai barang dan jasa yang telah tersedia di dalam negeri dan mampu memenuhi kebutuhan fase konstruksi dan produksi proyek LNG Abadi yang akan terdiri kilang LNG darat, pipa bawah laut, fasilitas pengolahan gas lepas pantai serta fasillitas sumur pemboran bawah laut.

Dengan penyediaan TKDN oleh perusahaan Indonesia di tingkat nasional dan daerah, maka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia juga akan muncul, ungkapnya.

Baca Juga: SKK Migas: Kepulauan Tanimbar jadi lokasi pembangunan Kilang LNG Masela

SKK Migas bahkan memproyeksikan manfaat mega proyek LNG Abadi lebih besar lagi. Berdasarkan hasil studi efek berganda proyek LNG Abadi oleh LPEM Universitas Indonesia dan Universitas Pattimura pada tahun 2018, diproyeksikan bahwa pada masa konstruksi hingga produksi proyek LNG Abadi (yang diasumsikan berlangsung pada tahun 2022-2055 atau selama 33 tahun), akan tumbuh delapan sektor industri yakni: (1) Perminyakan & pertambangan, (2) konstruksi, (3) manufaktur, (4) perhotelan & restoran, (5) kelistrikan & gas hilir, (6) pertanian & perikanan, (7) perbankan & perumahan, (8) transportasi & komunikasi.

Diindikasikan juga bahwa tenaga dan waktu kerja yang timbul dengan tumbuhnya berbagai industri tersebut dalam kurun waktu 33 tahun adalah 73.195 orang-tahun (cat: bukan 73.195 orang per tahun), atau setara dengan sekitar 152 juta orang-jam (152 million man-hours).

Dari sisi manfaat secara ekonomi, Produk Domestik Bruto secara nasional diproyeksikan naik sebesar US$153 miliar dan pendapatan rumah tangga nasional juga naik sekitar US$33,5 miliar dalam kurun waktu 33 tahun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×