kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas gelar forum eksplorasi dan produksi bahas industri hulu migas


Selasa, 10 Desember 2019 / 13:20 WIB
SKK Migas gelar forum eksplorasi dan produksi bahas industri hulu migas
SKK Migas gelar forum eksplorasi dan produksi bahas industri hulu migas.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -BANDUNG. SKK Migas membuat Forum Eksplorasi dan Produksi (EP) pada 9 hingga 11 Desember 2019 guna mempertemukan seluruh pemangku kepentingan industri hulu minyak dan gas bumi (migas).

Pertemuan ini untuk membahas isu utama kegiatan pencarian, eksploitasi, serta upaya peningkatan cadangan dan produksi nasional.

Baca Juga: SKK Migas: Hitung-hitungan soal keuntungan jadi kendala transisi Rokan

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam keterangan pers mengungkapkan, Forum EP diadakan pula untuk mengendalikan cost recovery migas di Indonesia.

Upaya tersebut kemudian menjadi langkah awal dalam menyusun strategi eksplorasi, eksploitasi, dan pengendalian cost recovery untuk mencapai target satu juta barel per hari (bopd).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dalam sambutannya menyampaikan lima aspek transformasi SKK Migas untuk mencapai target long-term plan produksi nasional satu juta bopd, yaitu Clear Vision, Smart Organization, One Door Policy, Commercialization dan Digitalization

Dalam Forum EP, SKK Migas bersama seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksplorasi dan eksploitasi serta pihak terkait mendiskusikan serta melakukan sharing berbagai metode dan pemikiran atau paradigma baru dalam menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan utama long term plan produksi migas nasional.

Asal tahu saja, long term plan produksi migas nasional sendiri merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019 tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini, yakni memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada (maximizing existing), transformasi resources menjadi reserves, implementasi kegiatan enhance oil recovery (EOR) dan meningkatkan kegiatan eksplorasi secara massif untuk mendapatkan giant discovery.

Baca Juga: Gawat! Pupuk Indonesia Kekurangan Bahan Bakar Gas

"Upaya memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi sudah sangat menantang, baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian," ujar Dwi, dikutip Selasa (10/12).

Adapun transformasi status resource menjadi reserve dinilai sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terdapat penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1,7 miliar barel minyak dan 27 triliun kaki kubik (Tcf).

Dwi melanjutkan, temuan tersebut memerlukan upaya nyata untuk dapat segera diproduksi. Kemudian implementasi kegiatan EOR memerlukan terobosan agar kegiatan itu dapat dilakukan secara full-field.

Dwi menambahkan, kegiatan eksplorasi juga harus dilakukan secara masif agar penemuan-penemuan signifikan atau giant dapat terwujud untuk dapat mencapai target produksi satu juta bopd.

Melalui kegiatan tersebut, seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas diharapkan dapat membagikan pengalaman dan memberikan masukan berbagai metode baru untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional.

Pada diskusi panel, SKK Migas sebagai pengawas dan pengendali kegiatan hulu migas nasional, bersama-sama dengan Pertamina yang akan memegang lebih dari 50% kontribusi produksi nasional, serta Dirjen Migas sebagai perwakilan pemerintah, menyampaikan strategi besar, terobosan, serta business unusual yang akan dilakukan untuk peningkatan cadangan dan produksi untuk mencapai satu juta bopd.

Baca Juga: Proyek Bison, Iguana, dan Gajah-Puteri (BIGP) salurkan gas Pertamina

Seluruh pihak berharap pemerintah dapat mendukung melalui regulasi yang diperlukan untuk mempermudah investasi dan proses-proses dalam peningkatan produksi nasional.

Sementara itu, Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin memaparkan mengenai identifikasi potensi pada masing-masing 4 pilar utama strategi untuk mendukung perkiraan produksi migas nasional jangka panjang dalam rangka mencapai produksi satu juta bopd di tahun 2031.

"Potensi Indonesia masih sangat besar, SKK Migas akan terus berupaya mengajak seluruh investor dan pemangku kepentingan industri hulu migas untuk bekerja sama. SKK Migas siap untuk mengawal investasi yang masuk," ujar Jafee.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo selaku penanggung jawab acara Forum EP menyampaikan bahwa forum ini sangat penting untuk menyamakan pemahaman terkait tujuan jangka panjang tersebut.

Baca Juga: Luhut: Pertamina kemungkinan masuk lebih awal dalam proses alih kelola Blok Rokan

"Harapannya, forum ini dapat menciptakan terobosan-terobosan baru dalam rangka pencapaian tujuan mulia tersebut," ujar Wahju.

Kegiatan Forum EP juga memamerkan berbagai metode dan teknologi dalam upaya peningkatan cadangan dan produksi melalui booth pameran dari beberapa KKKS dan services company.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×