Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Satu lagi proyek yang sudah dipastikan mundur yakni Proyek YY milik Pertamina Hulu Energi ONWJ. Proyek yang terkendala kejadian kebocoran gas dan tumpahan minyak ini semula dijadwalkan onstream pada awal kuartal IV 2019.
"Untuk YY sudah tidak bisa (onstream pada tahun ini)," terang Fatar. Padahal, sebelum kebocoran gas, proyek YY disebut telah mencapai 96%.
Kendati demikian, Wisnu memastikan, sejumlah proyek masih berjalan sesuai jadwal. Sejatinya lewat delapan proyek yang dicanangkan pada sisa tahun ini (termasuk YY), SKK Migas mengharapkan dapat sekitar 270 MMscfd dan 8500 BOPD. Adapun besaran investasi untuk keseluruhan proyek tersebut mencapai US$ 800 juta.
"Alhamdulillah di tahun ini masih bisa dapat proyek-proyek tersebut untuk onstream, per Jumat (27/9) semuanya masih sesuai jadwal," jelas Wisnu.
Baca Juga: Ingin hemat biaya, Pertamina Hulu Mahakam terapkan teknologi tanpa rig
Lebih jauh Wisnu menjelaskan, sejumlah proyek tersebut kini telah memasuki sekitar 60% hingga 70% pengerjaan. Untuk Proyek Temelat yang dikelola PT Medco E&P Indonesia telah mendekati 90%. Sementara Proyek Kedung Keris oleh ExxonMobil Cepu Ltd kini telah menyentuh 85%.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Meski ada sejumlah proyek yang mengalami kemunduran, SKK Migas mengharapkan proyek migas lainnya yang dijadwalkan bisa beroperasi produksi pada tahun ini tidak mengalami hal serupa.
Setidaknya ada enam proyek migas yang mungkin bisa onstream pada kuartal keempat tahun ini. Pertama, proyek minyak dan gas Bukit tua Phase 3 dengan Petronas Carigali Ketapang II Ltd.
Baca Juga: Pertamina buka kemungkinan pemanfaatan relief well gantikan produksi proyek YYA-1
Kedua, Proyek Buntal 5 dengan Medco E&P Natuna Ltd. Ketiga, Bison-Iguana-Gajah Puteri yang dikelola Premier Oil Natuna Sea B. V.
Keempat, proyek Temelat yang memiliki estimasi produksi sekitar 10 mmscfd dikelola PT Medco E&P Indonesia. Kelima, proyek Lapangan Panen dengan pengelola PetroChina International Jabung Ltd. Keenam, proyek Kedung Keris yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News