Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mengupayakan sejumlah proyek minyak dan gas bumi yang ditargetkan pada tahun 2019 dapat berjalan sesuai jadwal.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher memastikan pada kuartal IV 2019 nanti ada sekitar tujuh proyek yang diharapkan onstream.
Ketujuh proyek tersebut antara lain, Suban Compression, Bukit Tua Phase-3, Buntal 5, Bison-Iguana- Gajah Puteri, Temelat, Panen dan Kedung Keris. "Suban Compression yang paling dekat, saat ini sudah 99% tahapnya," terang Wisnu ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (29/8).
Baca Juga: PGN terancam kehilangan profit US$ 17,3 juta akibat gas dari Kepodang berhenti
Asal tahu saja, pada tahun ini SKK Migas menargetkan 11 proyek hulu migas untuk onstream. Sayangnya salah satu proyek yaitu YY oleh Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dipastikan tidak dapat rampung pada tahun ini. Hal ini akibat kejadian kebocoran gas dan tumpahan minyak pada Sumur YYA-1.
Merujuk pemberitaan Kontan.co.id, pada kuartal I hingga kuartal III, tercatat ada tiga proyek yang onstream. Pertama, Terang Siasun Batur (TSB) Phase-2 oleh Kangean Energy Indonesia pada 10 Maret 2019, Seng Segat oleh EMP Bentu Ltd yang onstream pada 14 Mei 2019 dan Ario Damar Sriwijaya Phase-2 onstream pada 1 September 2019.
Ketiga proyek ini diharapkan memberi sumbangsih sekitar 200 MMscfd dengan estimasi investasi mencapai US$ 300 juta. Berdasarkan data SKK Migas, dari ketiga proyek tersebut, hanya proyek Ario Damar yang mengalami kemunduran jadwal.
Baca Juga: PHE ONWJ baru realisasikan 30% kompensasi bagi warga terdampak
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, proyek Ario-Damar sejatinya telah onstream pada 1 September lalu. "Fasilitas sudah siap sejak 1 Agustus namun saat itu perlu penyelesaian administrasi untuk transporter gas," terang Fatar ketika dihubungi Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Lebih jauh Fatar memastikan, satu proyek lainnya yakni Suban Compression yang dikelola ConocoPhillips (Grissik) Ltd turut mundur dari jadwal yang dicanangkan. "Paling lambat di bulan Oktober," sebut Fatar.
Kendati demikian, Fatar mengungkapkan, proyek dengan estimasi produksi 100 MMscfd kini telah memasuki tahapan comissioning. Proyek ini diperkirakan menelan investasi sebesar US$ 440 juta.
Satu lagi proyek yang sudah dipastikan mundur yakni Proyek YY milik Pertamina Hulu Energi ONWJ. Proyek yang terkendala kejadian kebocoran gas dan tumpahan minyak ini semula dijadwalkan onstream pada awal kuartal IV 2019.
"Untuk YY sudah tidak bisa (onstream pada tahun ini)," terang Fatar. Padahal, sebelum kebocoran gas, proyek YY disebut telah mencapai 96%.
Kendati demikian, Wisnu memastikan, sejumlah proyek masih berjalan sesuai jadwal. Sejatinya lewat delapan proyek yang dicanangkan pada sisa tahun ini (termasuk YY), SKK Migas mengharapkan dapat sekitar 270 MMscfd dan 8500 BOPD. Adapun besaran investasi untuk keseluruhan proyek tersebut mencapai US$ 800 juta.
"Alhamdulillah di tahun ini masih bisa dapat proyek-proyek tersebut untuk onstream, per Jumat (27/9) semuanya masih sesuai jadwal," jelas Wisnu.
Baca Juga: Ingin hemat biaya, Pertamina Hulu Mahakam terapkan teknologi tanpa rig
Lebih jauh Wisnu menjelaskan, sejumlah proyek tersebut kini telah memasuki sekitar 60% hingga 70% pengerjaan. Untuk Proyek Temelat yang dikelola PT Medco E&P Indonesia telah mendekati 90%. Sementara Proyek Kedung Keris oleh ExxonMobil Cepu Ltd kini telah menyentuh 85%.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Meski ada sejumlah proyek yang mengalami kemunduran, SKK Migas mengharapkan proyek migas lainnya yang dijadwalkan bisa beroperasi produksi pada tahun ini tidak mengalami hal serupa.
Setidaknya ada enam proyek migas yang mungkin bisa onstream pada kuartal keempat tahun ini. Pertama, proyek minyak dan gas Bukit tua Phase 3 dengan Petronas Carigali Ketapang II Ltd.
Baca Juga: Pertamina buka kemungkinan pemanfaatan relief well gantikan produksi proyek YYA-1
Kedua, Proyek Buntal 5 dengan Medco E&P Natuna Ltd. Ketiga, Bison-Iguana-Gajah Puteri yang dikelola Premier Oil Natuna Sea B. V.
Keempat, proyek Temelat yang memiliki estimasi produksi sekitar 10 mmscfd dikelola PT Medco E&P Indonesia. Kelima, proyek Lapangan Panen dengan pengelola PetroChina International Jabung Ltd. Keenam, proyek Kedung Keris yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News