Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dalam catatan Kontan.co.id, Inpex Masela Ltd lakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) jual beli gas dari Proyek LNG Abadi, Masela dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) pada Februari lalu.
Adapun, nota kesepahaman ini dimaksudkan untuk memulai pembahasan atas penjualan dan pembelian untuk mensuplai gas LNG ke pembangkit listrik tenaga gas yang dioperasikan oleh PLN dan gas alam sebesar 150 juta standard kaki kubik per hari (mmscfd) untuk kilang co-production yang akan dibangun PT Pupuk Indonesia.
Arief menuturkan, SKK Migas bakal memprioritaskan kebutuhan domestik dari produksi kilang berkapasitas 9,5 juta ton LNG per tahun ini.
"Prioritas ke domestik kalau gas pipa tidak mencukupi untuk kebutuhan domestik. Jadi domestik dulu baru ke internasional, proporsi memang mungkin di bawah 50%," kata Arief.
Mengenai porsi pasar domestik yang diperkirakan tak mencapai setengah dari kapasitas produksi, karena proyek Masela baru onstream pada 2027 mendatang.
Baca Juga: Update Blok Masela, lahan kilang dan pelabuhan sudah beres, apa yang ditunggu?
"Jadi rentang waktu 2020 sampai nanti saat masela onstream mungkin banyak perkembangan, misalnya gas pipa tercukupi untuk memenuhi kebetuhan domestik dan dengan adanya penemuan baru seperti Repsol dll," ungkap Arief.
Ia menyebutkan, proses pencarian buyer ini diharapkan dapat rampung di 2021 mendatang.
Sementara itu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan diskusi dengan pembeli potensial juga masih terus berlangsung.
Dia pun masih enggan mengungkapkan dari mana saja calon pembeli gas LNG Masela. Yang terang, kepastian pembeli menurutnya juga akan berdampak positif bagi kelangsungan proyek.
"Ya semakin tinggi level kepercayaan akan semakin bagus untuk FID (Final Investment Decision) oleh para Investor, sebelum eksekusi EPCI," pungkas Julius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News