kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skuti Kembangkan Bisnis Penyewaan Kendaraan Listrik Berbasis Micro Mobility


Jumat, 28 Oktober 2022 / 11:00 WIB
Skuti Kembangkan Bisnis Penyewaan Kendaraan Listrik Berbasis Micro Mobility
ILUSTRASI. PT Skuter Elektris Indonesia atau Skutis Corporation


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik untuk mengatasi permasalahan seperti kemacetan, berkurangnya tempat parkir dan pengurangan emisi CO2.

Salah satu peluang bisnis tersebut adalah pengembangan moda transportasi kendaraan listrik berbasis micro mobility. Peluang ini yang membuat Pendiri dan CEO SKUTI, Jan Hendrik Jurgens berkomitmen membuka bisnis penyewaan skuter elektrik untuk micro mobility.

Pria yang kerap disapa Henry ini semula mendirikan perusahaan PT Skuter Elektris Indonesia atau Skutis Corporation. Henry menceritakan, Skutis Corporation dimulai pada akhir tahun 2016 sebagai perusahaan skutis pertama di Indonesia.

Baca Juga: Pilihan Skutik Bongsor Murah, Cek Harga Motor Yamaha Lexi Terkini

Skutis Corporation berbasis di Bali dan berbisnis semua terkait dengan Skutis. Mulai dari penjualan, penyewaan, dan tur wisata menggunakan Skutis. Seiring berjalannya waktu, Henry berencana untuk bertransisi dari Skutis Corporation menjadi Skuti Corporation. Nantinya, Skuti akan memfokuskan pada bisnis rental/penyewaan Skutis.

“Kami sedang dalam proses transisi dari perusahaan Skutis Corporation ke Skuti. Dengan Skuti kami fokus di bisnis rental,” ucap Henry belum lama ini.

Henry mengatakan, pihaknya saat ini tengah menjajaki pendanaan dari sejumlah ventura. Dia menuturkan, di tahap awal untuk mengembangkan Skuti membutuhkan investasi sekitar US$ 1,8 juta.

Dana tersebut rencananya digunakan untuk membuat aplikasi rental, memproduksi 420 unit Skutis baru, dan untuk membeli 3 kendaraan pelayanan servis berbasis listrik.

Henry menyebut, sudah ada sejumlah ventura yang berminat untuk menjajaki investasi pada Skuti. Meski begitu, Ia belum mau membeberkan ventura dan berapa injeksi modal yang rencananya akan didapat Skuti. Sebab, saat ini semua masih dalam proses penjajakan.

“Memang untuk meluncurkan skuti sebagai perusahaan karena memang masih baru. Ada beberapa investor besar yang tertarik bekerjasama dengan kami, kalau sudah resmi akan diterbitkan (diumumkan),” jelas Henry.

Baca Juga: Honda Bakal Jual Skuter Listrik Striemo di Jepang pada Akhir Tahun Ini

Terkait agenda bisnis di tahun 2023, Henry mengatakan, Skuti akan memulai produksi skuter elektris baru di Bali. Pihaknya akan meluncurkan pilot project di Kuta Utara terlebih dahulu dengan kemungkinan sebesar 250 unit skuter elektris yang sudah dilengkapi dengan GPS.

Henry menuturkan, Skuti nantinya juga akan menambah layanan Skuti Food. Yakni layanan pengambilan dan pengiriman makanan dari tempat asal ke tempat tujuan.

“Pokoknya kami mau berkembang di Bali terlebih dahulu, di daerah padat penduduk,” ucap Henry.

Henry menjelaskan, karakteristik pengguna Skuti merupakan wisatawan mancanegara, wisatawan lokal, pekerja dan orang-orang yang membutuhkan moda transportasi berbasis mobilitas mikro.

Mobilitas mikro ini biasanya berupa pergerakan dari rumah sampai ke akses transportasi umum seperti halte bis dan depo MRT. Kemudian, dari halte bis dan/atau depo MRT ke kantor, fasilitas publik dan sebaliknya. Dengan demikian, skutis dapat digunakan sebagai first mile dan last mile dalam ekosistem mobilitas pergerakan orang.

Henry menyebut, skuter elektris Skuti dapat digunakan hingga 60 kilometer per satu kali charge. Skuter elektris lebih ramping daripada sepeda motor, sangat ringan, dan skuter elektris 60% lebih irit daripada sepeda motor elektrik. Bahkan 600% lebih irit daripada sepeda motor BBM.

Baca Juga: BMW Motorrad siap rilis skuter listrik, punya desain futuristik

“(Jangkauan) skuter kami rata rata 60 kilometer per satu kali charge. Kami berpikr skuter kami akan rata rata dipakai 5 kilometer oleh customer,” terang Henry.

Mengenai tarif sewa, Henry memaparkan, rencananya akan ada unlocking fee atau tarif dasar sebesar Rp 7.000. Kemudian untuk setiap menit berikutnya ada kemungkinan tambahan tarif sekitar Rp 900. Itu berarti tarif yang dikenakan setelah 10 menit penggunaan sebesar Rp 9.000 plus Rp 7.000 dari tarif dasar.

“Tapi untuk para daily commuter yang mau pakai skutis kami mungkin untuk mencapai halte bis, kantor atau apapun, kami menyediakan economic package, subscription bulanan namanya economic package, harganya Rp 600.000 per bulan dengan paket ini kami lebih murah daripada ojek, gojek atau grab,” ujar Henry.

Lebih lanjut Skuti berharap pemerintah dapat memberi dukungan regulasi dan infrastruktur kendaraan micro mobility listrik. Dukungan infrastruktur diantaranya berupa penyediaan jalur sepeda yang dapat digunakan untuk modra micro mobility seperti sepeda, sepeda elektris dan skuter elektris.

Lalu, dukungan regulasi berupa pengaturan skuter elektris berdasarkan rasio kekuatan mesin dan berat kendaraannya.

Baca Juga: Layanan GrabWheels kembali lagi, ini peraturan keselamatan yang baru

“Menurut pendapat kami semua jenis skutis harusnya boleh pakai jalur sepeda. Kalau ada skutis yang harus dipakai di jalan raya, skutis itu seharusnya layak jalan, ada lampu sen, klakson, roda yang cocok untuk jalan raya, harus ada kecepatan minimum, kalau begitu ya boleh dong,” jelas Henry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×