kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Soal kereta cepat tidak pengaruhi investasi Jepang


Rabu, 21 Oktober 2015 / 21:39 WIB
Soal kereta cepat tidak pengaruhi investasi Jepang


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Gesekan yang terjadi antara pemerintah Jepang dan Indonesia terkait proyek kereta Jakarta-Bandung nyatanya tidak berpengaruh terhadap investasi Jepang di Indonesia.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut, salah satu bukti gesekan tersebut tidak mempengaruhi hubungan investasi antara Indonesia dan Jepang yakni dalam satu bulan terakhir, dua Gubernur Prefektur di Jepang melakukan misi investasi serta menyampaikan apresiasinya terhadap layanan investasi di Indonesia.

Senin (19/10) lalu, Franky menerima kunjungan Gubernur Prefektur Aichi Hideakhi Ohmura. Dimana dalam kunjungan tersebut, Aichi menyampaikan minat perusahaan yang ada di wilayahnya untuk melakukan investasi di Indonesia.

Aichi menjelaskan, selama lima tahun terakhir, tercatat 164 perusahaan atau sebanyak 200 pabrik yang berasal dari Prefektur Aichi telah beroperasi di dalam negeri.

“Jumlah tersebut berarti dua kali lipat dari kondisi lima tahun yang lalu," ujar Aichi.

Aichi mencontohnya perusahaan Toyota yang sudah melakukan perluasan, dan saat ini sedang membangun industri mesin otomotif di Jawa Barat yang ditargetkan untuk beroperasi di tahun 2016.

Selain Toyota, kata Aichi, perusahaan lain asal Prefektur Aichi yang akan mengerjakan proyek MRT juga akan menyediakan 96 kereta bawah tanah bekerja sama dengan perusahaan lokal.

“Akan ada perusahaan manufaktur lain yang akan masuk, mohon bantuannya agar BKPM dapat membantu dan melakukan penyederhanaan izin,” jelasnya.

Masuknya perusahaan dari Prefektur Aichi tersebut dinilai dapat meningkatkan investasi karena BKPM dinilai mampu mendukung pertukaran informasi antara kedua belah pihak. Turut mendampingi delegasi Gubernur Prefektur Aichi tersebut adalah perwakilan dari Toyota, perwakilan dari Nagoya Chamber of Commerce sekaligus perusahaan Chubu Electric Power Inc. dan perwakilan dari Toho Gas.

Dalam pertemuan tersebut, Franky menyampaikan program investasi yang pihaknya telah lakukan yakni pelayanan izin investasi tiga jam dan kebijakan pengupahan buruh yang lebih pasti.

Franky juga menyampaikan beberapa layanan yang dapat dimanfaatkan oleh investor Jepang di antaranya Japan desk yang ada di BKPM.

"Juga bisa dimanfaatkan tim marketing officer yang ditugaskan khusus untuk memfasilitasi dan membantu para investor Jepang yang akan berinvestasi di Indonesia," ujar Franky dalam siaran resminya, Selasa (20/10).

Dari data BKPM Oktober 2014 hingga Oktober 2015, tercatat minat investasi Jepang mencapai US$ 22,6 miliar. Dari jumlah tersebut, perusahaan yang sudah memiliki izin prinsip mencapai US$ 10,1 miliar dengan jumlah proyek mencapai 8 proyek. Sementara minat yang dikategorikan serius nilainya mencapai US$ 3,06 miliar dari 19 proyek yang diharapkan dapat segera direalisasikan menjadi izin prinsip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×