kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.324   50,00   0,31%
  • IDX 7.906   -21,15   -0,27%
  • KOMPAS100 1.110   -3,68   -0,33%
  • LQ45 818   -11,31   -1,36%
  • ISSI 266   0,54   0,20%
  • IDX30 424   -4,89   -1,14%
  • IDXHIDIV20 492   -5,66   -1,14%
  • IDX80 123   -1,56   -1,25%
  • IDXV30 132   -0,72   -0,54%
  • IDXQ30 137   -1,77   -1,27%

Soal Wacana Penghapusan Pertalite, Luhut: Tak Akan Membebani Masyarakat


Rabu, 06 September 2023 / 17:01 WIB
Soal Wacana Penghapusan Pertalite, Luhut: Tak Akan Membebani Masyarakat
ILUSTRASI. Pengendara sepeda motor antre untuk melakukan pengisian BBM di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (31/7/2023). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dikabarkan sedang mewacanakan untuk menghapus bahan bakar minyak (BBM) varian Pertalite dan menggantikannya dengan varian pertamax bersubsidi dengan nama Pertamax Green 92.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah masih mengkaji wacana penghapusan Pertalite tersebut. Terlebih lagi, wacana penghapusan Pertalite itu berkaitan dengan masalah polusi udara yang makin memburuk di Indonesia.

"Nanti kita lakukan semua itu, sekarang lagi dihitung. Ini kan masalah polusi juga. Jadi kita mau etanol berapa persen, supaya oktannya turun, supaya sulfurnya berkurang," ujar Luhut kepada awak media di Jakarta, Rabu (6/9).

Dengan wacana penghapusan Pertalite tersebut, diharapkan masyarakat bisa beralih ke BBM yang lebih ramah lingkungan. Pasalnya, menurut Luhut, transportasi merupakan penyumbang terbesar polusi udara. Bahkan 37% sepeda motor tidak lolos uji emisi.

Baca Juga: Mengenal Pertamax Green 92, BBM Baru Calon Pengganti Pertalite dan Kelebihannya

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di Jakarta (6/9/2023).

"Jadi sekarang kita mau perbaiki dulu bahan bakarnya. Itu semua kita lakukan secara terukur," katanya.

Luhut menyebut, pemerintah juga melibatkan program kemitraan Indonesia-Australia untuk perekonomian (Prospera) untuk mengkaji hal tersebut sebelum pemerintah menghapus Pertalite.

"Sekarang yang kita lakukan ini baru feeling, belum data yang lengkap. Jadi saya pikir setelah studi ini selesai dalam minggu-minggu ini, kita akan targetin ini lebih bagus," imbuh Luhut.

Kendati begitu, Luhut memastikan penghapusan Pertalite dan menggantikannya ke Pertamax Green 92 tidak akan membebani masyarakat.

"Kita akan tetap melihat supaya rakyat itu jangan sampai terbebani. Itu kuncinya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×