kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Soal Whoosh Bikin Rugi, Ini Beda Pernyataan WIKA, Kementerian BUMN dan KCIC


Kamis, 18 Juli 2024 / 03:30 WIB
Soal Whoosh Bikin Rugi, Ini Beda Pernyataan WIKA, Kementerian BUMN dan KCIC
ILUSTRASI. Whoosh disebut menjadi salah satu penyebab kerugian beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2023, termasuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh disebut menjadi salah satu penyebab kerugian beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2023, termasuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). 

WIKA merupakan bagian konsorsium BUMN asal Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang memegang saham PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC) bersama konsorium China. 

Sebagai operator dan pemilik konsesi, KCIC bertanggung jawab membayar utang Whoosh yang menghabiskan biaya 7,27 miliar dollar AS atau membengkak Rp 1,2 miliar dollar AS. 

Sementara, konsorsium KCIC dari Indonesia dan China bertugas melunasi pembayaran angsuran pokok maupun bunganya.  

Konsorsium ini melibatkan sembilan perusahaan yang membentuk konsorsium PT KCIC. Ada empat perusahaan BUMN dalam konsorium Indonesia, yaitu Wijaya Karya, Jasamarga, Perkebunan Nusantara VIII, dan Kereta Api Indonesia. 

Baca Juga: KCIC Buka Suara Soal Proyek Whoosh Bikin Rugi Wijaya Karya (WIKA)

WIKA rugi akibat Whoosh 

Sepanjang 2023, WIKA merugi sebesar Rp 7,12 triliun, meningkat dibandingkan 2022 yang tercatat sebesar Rp 59,59 miliar, dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/7/2024). 

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyatakan, ada dua penyebab utama kerugian perusahaan tersebut meningkat, yakni beban bunga dan beban lain-lain. 

Beban bunga naik akibat perusahaan harus menerbitkan surat utang (obligasi) untuk urunan membiayai proyek Whoosh. 

Beban lain yang ditanggung, termasuk beban provisi dan beban administrasi dari utang WIKA. 

“Beban lain-lain ini di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat,” jelas Agung saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Rabu. 

Agung menambahkan, WIKA menyetor modal Rp 6,1 triliun melalui PSBI. Kemudian, biaya yang belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun uang digelontorkan untuk Whoosh. 

Namun, uang yang dibayarkan untuk modal Whoosh diperoleh WIKA melalui penerbitan utang. Ini membuat perusahaan terbebani dengan bunga yang tinggi. 

"Untuk memenuhi uang ini, mau tidak mau WIKA harus melakukan pinjaman melalui obligasi,” tegas Agung. 

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Catat Kontrak Baru Rp 10,17 Triliun Hingga Juni 2024

Kementerian BUMN sebut keuntungan bertahap 

Sementara itu, Kementerian BUMN membantah proyek Whoosh menjadi penyebab WIKA merugi.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai, investasi WIKA pada proyek Whoosh masih tahap awal, sehingga tidak langsung memberikan keuntungan. 

"Bukan menyumbang kerugian, di mana-mana ada investasi dulu. Misalnya, kalau bikin rumah, rugi apa enggak? Kalau tahun pertama, gimana? Dia kan untuk bisnis, bikin rugi itu kalau misalnya perusahaan kereta cepatnya enggak jalan," ucapnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (15/7/2024). 

Arya mengungkapkan, bisnis Whoosh belakangan ini justru membaik. Hal itu terlihat dari frekuensi perjalananya mencapai 40 dari target 60 perjalanan per hari. 

Okupansi penumpang Whoowh saat ini juga meningkat 21.000 penumpang dari target 30.000 penumpang per hari. 

"Bertahap kan, jadi enggak mungkin tiba-tiba. Ya orang jualan masa langsung tercapai, bertahap. Tapi kan sekarang sudah bagus," imbuh Arya. 

KCIC klaim Whoosh diminati masyarakat 

Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa menyatakan, pembangunan Whoosh dilakukan untuk memajukan transportasi massal, sehingga meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung. 

"Dalam proses pembangunannya, proyek kereta cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat," ujar dia dalam keteringan resminya, Senin (16/7/2024). 

Terkait klaim kerugian sejumlah pihak, KCIC memastikan bahwa semua proses yang berkaitan dengan penagihan akan melalui prosedur administrasi yang sesuai. 

"Agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, termasuk dari sisi keuangan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik," tegas Eva. 

Menurut dia, operasional Whoosh mengalami peningkatan dari segi jumlah perjalanan, penumpang, layanan transportasi menuju stasiun, serta pemesanan tiketnya. 

Misalnya, jumlah perjalanan Whoosh bertambah dari 14 perjalanan reguler pada Oktober 2023 menjadi 48 perjalanan per hari pada Mei 2024. 

Jumlah penumpang Whoosh per hari juga mengalami peningkatan bertahap dengan rekor penumpang terbanyak mencapai 24.000 orang per hari pada 5 Juli 2024. 

Padahal saat awal beroperasi, Whoosh baru ditumpangi 9.000 orang per hari. 

"Meningkatnya minat masyarakat menggunakan Whoosh untuk perjalanan Jakarta-Bandung juga terlihat melalui hadirnya penumpang rutin yang menjadi pengguna setia Whoosh," pungkas Eva. 

(Sumber: Kompas.com/Yohana Artha Uly, Muhammad Idris | Editor: Aprillia Ika)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beda Pernyataan WIKA, Kementerian BUMN, dan KCIC soal Whoosh Bikin Rugi"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×