Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI, anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG, terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan produk semen rendah karbon di tengah tantangan industri semen nasional.
Dengan prinsip keberlanjutan sebagai keunggulan kompetitif, SBI berupaya memastikan bahwa pertumbuhan industri tetap selaras dengan tanggung jawab lingkungan.
Industri semen nasional masih menghadapi tekanan akibat ketatnya persaingan pasar dan kelebihan pasokan. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, volume penjualan semen dalam negeri pada tahun 2024 mencapai 64,9 juta ton, turun 0,9% dari tahun sebelumnya.
Perlambatan pembangunan infrastruktur serta lemahnya permintaan sektor properti turut memengaruhi kinerja industri semen tahun ini.
Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Optimis Catatkan Kinerja Positif hingga Akhir Tahun
Hingga akhir 2024, SBI mencatat total volume penjualan semen dan terak sebesar 13,19 juta ton, dengan pendapatan Rp 11,82 triliun. Meski menghadapi tantangan industri, perusahaan berhasil membukukan laba kotor Rp 2,55 triliun dan laba tahun berjalan Rp 745 miliar.
Pengelolaan keuangan yang baik membantu perusahaan menurunkan beban keuangan sebesar 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar, menegaskan bahwa perusahaan akan terus berinovasi untuk memperkuat daya saing dan menghadirkan produk ramah lingkungan.
“Kami berkomitmen menghadirkan solusi inovatif, termasuk produk semen rendah karbon, serta meningkatkan efisiensi produksi untuk mempertahankan profitabilitas,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (28/3).
Komitmen SBI terhadap keberlanjutan dibuktikan dengan raihan dua PROPER Emas untuk pabrik di Cilacap, Jawa Tengah, dan Lhoknga, Aceh, serta satu PROPER Hijau untuk pabrik di Tuban, Jawa Timur, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penghargaan ini mencerminkan kinerja lingkungan yang optimal serta inovasi sosial yang dijalankan perusahaan.
Baca Juga: Perusahaan Semen Asal Thailand Bidik Pasar Indonesia Jual Semen Rendah Karbon
Dalam Peta Jalan Keberlanjutan 2030, SBI terus meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, termasuk pemasangan panel surya skala besar di pabrik Tuban.
Selain itu, perusahaan mengembangkan penggunaan bahan bakar alternatif dari biomassa, refuse-derived fuel (RDF), serta limbah industri untuk menggantikan bahan bakar fosil.
Sepanjang 2024, SBI berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 16,6% menjadi 572 kg CO2 per ton semen ekuivalen, dari baseline 685 kg CO2 per ton semen ekuivalen pada 2010.
Selain aspek lingkungan, SBI juga mencatat peningkatan penerima manfaat program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat menjadi 1,1 juta jiwa pada 2024, naik dari 959 ribu pada 2023.
Keempat pabrik semen perusahaan telah meraih level “Approval” dalam Social License Index, menandakan hubungan positif dengan masyarakat sekitar.
Menjelang Idulfitri 2025, SBI turut mendukung pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan tol guna meningkatkan kelancaran arus mudik.
Perusahaan memasok semen curah dan beton inovatif cepat kering untuk proyek strategis, seperti Tol Cikopo-Palimanan, Tol Probolinggo-Banyuwangi, Tol Serang-Panimbang, Tol Jakarta-Cikampek, serta jaringan Trans-Sumatra, termasuk Tol Tebing Tinggi dan Tol Pematang Siantar.
Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia Tambah Armada untuk Layani Permintaan Beton Siap Pakai
“Kami berkomitmen menyediakan solusi bahan bangunan berkualitas dan ramah lingkungan untuk mendukung infrastruktur yang kuat, sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan,” kata Asri.
SBI optimistis terhadap prospek pasar semen domestik yang stabil pada 2025. Untuk memperluas jangkauan bisnis, perusahaan tengah menyiapkan langkah ekspansi ke pasar ekspor melalui sinergi dengan SIG dan mitra strategis Taiheiyo Cement Corporation.
“Kunci pertumbuhan adalah inovasi dan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan portofolio yang kuat, SBI siap memenuhi kebutuhan pembangunan, baik skala retail maupun konstruksi besar, melalui optimalisasi produksi dan jaringan distribusi,” ujar Asri Mukhtar.
Baca Juga: Saham Disuspensi BEI, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Buka Suara
Selain memperluas pasar, SBI juga berupaya meningkatkan tingkat utilisasi pabrik melalui ekspor ke Amerika Serikat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat daya saing di pasar global.
Dengan berbagai inisiatif keberlanjutan dan inovasi, SBI terus membangun posisinya sebagai penyedia solusi bahan bangunan yang berkualitas, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News