Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
Oleh karenanya, yang sembari terus mengkaji dinamika pasar di tengah kondisi yang serba sulit akibat corona, SMCB lebih memilih untuk fokus memaksimalkan penjualan. Salah satunya ialah dengan meningkatkan penjualan-penjualan produk-produk turunan semen yang memiliki nilai tambah lebih.
Di samping itu, SMCB juga bakal penjualan ekspor ke negara-negara seperti misalnya China, Bangladesh, dan Filipina, meski porsinya diperkirakan masih belum akan melebihi porsi penjualan di pasar domestik.
“Pasar ekspor menjadi salah satu jalan keluar manakala pasar domestik mengalami tekanan yang cukup berat,” ujar manajemen.
Baca Juga: Berapa jumlah komisaris dan direksi BUMN dari UGM kampusnya Presiden Jokowi?
Selain merevisi target kinerja, SMCB juga tengah mengkaji ulang anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dialokasikan untuk tahun ini. Asal tahu saja, sebelumnya SMCB menganggarkan capex sebesar Rp 500 miliar untuk tahun buku 2020. Sampai kuartal I tahun 2020 lalu, SMCB telah menyerap sebanyak Rp 150 miliar dari capex yang dianggarkan.
Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, SMCB membukukan pendapatan sebesar Rp 2,46 triliun. Realisasi ini naik 4,87% bila dibandingkan dengan pendapatan SMCB di periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 2,34 trilliun.
Seturut kenaikan pendapatan, SMCB juga berhasil membalikkan posisi bottom line sehingga dapat membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 68,42 miliar di kuartal I 2020. Sebelumnya, SMCB mencatat rugi periode berjalan sebesar Rp 123,02 miliar di kuartal I 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News