kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,43   10,04   1.11%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Solusi Bangun Indonesia (SMCB) optimistis mampu bukukan cuan di semester I 2020


Kamis, 09 Juli 2020 / 17:25 WIB
Solusi Bangun Indonesia (SMCB) optimistis mampu bukukan cuan di semester I 2020
ILUSTRASI. Pabrik Semen PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), dahulu bernama semen cibinong lalu semen holcim.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk optimis mampu meraih cuan di sepanjang paruh pertama tahun ini. Proyeksi kinerja ini relatif lebih baik bila dibandingkan dengan realisasi periode sama tahun sebelumnya, sebab emiten yang memiliki kode saham “SMCB” ini membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 278,51 miliar pada semester I tahun 2019 lalu.

Presiden Direktur Solusi Bangun Indonesia Aulia Mulki Oemar mengatakan, perbaikan pada sisi bottom line akan ditunjang oleh efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan. Sementara itu volume penjualan di sepanjang kuartal II 2020 diperkirakan bakal mengalami penurunan yang signifikan bila dibanding periode sama tahun lalu.

Diakui Aulia, iklim bisnis usaha yang ada pada kuartal kedua memang cukup menantang. Kondisinya agak berbeda bila dibandingkan dengan kondisi pasar saat kuartal I 2020 lalu. Asal tahu saja, kala itu volume penjualan semen dan terak SMCB masih mampu bertumbuh  5,78% secara tahunan atawa year-on-year (yoy) dari semula 2,68 juta ton di kuartal I 2019 menjadi 2,84 juta ton di kuartal I 2020.

Baca Juga: Mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan di era new normal

Sayangnya, pertumbuhan yang demikian sulit untuk dicapai di kuartal II 2020 oleh karena munculnya pandemi corona (covid-19) yang mulai merebak di Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Pasalnya, hal ini turut berimbas menurunnya konsumsi semen.

Imbas dari pandemi terhadap kinerja penjualan sangat dirasakan oleh SMCB pada Mei 2020 lalu. Aulia tidak merinci berapa angka penurunan volume penjualan, namun ia bilang volume penjualan di bulan Mei 2020 merosot drastis bila dibandingkan dengan volume penjualan pada bulan Mei 2019.

Kondisi yang demikian diperkirakan berpotensi berlanjut di paruh kedua tahun ini. Aulia bilang, segmen pasar ritel semen memang cenderung masih stabil permintaanya, namun potensi penurunan muncul dari segmen pasar proyek.

Baca Juga: Ini dia saham-saham pemenang di pasar saham Indonesia

“Banyak project Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyar (PUPR) yang mengalami penurunan, anggaran dialihkan untuk membiayai penanganan covid-19, suatu hal yang memang perlu dilakukan menurut kami,” kata Aulia ujar Aulia dalam paparan publik yang berlangsung pada Kamis (9/7).

Menimbang kondisi yang ada, saat ini anak perusahaan dari PT Semen Indonesia Tbk ini merevisi target kinerja yang ingin dikejar hingga tutup tahun. Namun demikian, besaran revisinya masih dihitung dan belum bisa ditentukan, sebab kondisi pasarnya masih sangat dinamis. Untuk penjualan di bulan Juni 2020 misalnya, meski ada corona, perusahaan masih bisa membukukan pertumbuhan volume penjualan bila dibanding Juni 2019.

Oleh karenanya, yang sembari terus mengkaji dinamika pasar di tengah kondisi yang serba sulit akibat corona, SMCB lebih memilih untuk fokus memaksimalkan penjualan. Salah satunya ialah dengan meningkatkan penjualan-penjualan produk-produk turunan semen yang memiliki nilai tambah lebih.

Di samping itu, SMCB juga bakal penjualan ekspor ke negara-negara seperti misalnya China, Bangladesh, dan Filipina, meski porsinya diperkirakan masih belum akan melebihi porsi penjualan di pasar domestik.

“Pasar ekspor menjadi salah satu jalan keluar manakala pasar domestik mengalami tekanan yang cukup berat,” ujar manajemen.

Baca Juga: Berapa jumlah komisaris dan direksi BUMN dari UGM kampusnya Presiden Jokowi?

Selain merevisi target kinerja, SMCB juga tengah mengkaji ulang anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dialokasikan untuk tahun ini. Asal tahu saja, sebelumnya SMCB menganggarkan capex sebesar Rp 500 miliar untuk tahun buku 2020. Sampai kuartal I tahun 2020 lalu, SMCB telah menyerap sebanyak Rp 150 miliar dari capex yang dianggarkan.

Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, SMCB membukukan pendapatan sebesar Rp 2,46 triliun. Realisasi ini naik 4,87% bila dibandingkan dengan pendapatan SMCB di periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 2,34 trilliun.

Seturut kenaikan pendapatan, SMCB juga berhasil membalikkan posisi bottom line sehingga dapat membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 68,42 miliar di kuartal I 2020. Sebelumnya, SMCB mencatat rugi periode  berjalan sebesar Rp 123,02 miliar di kuartal  I 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×