Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak stok bahan bakar minyak (BBM) Shell dinyatakan habis pada awal Oktober, para pengendara kini tak punya banyak pilihan selain ke SPBU pelat merah, Pertamina.
Pantauan KONTAN di sejumlah SPBU Pertamina di kawasan Jakarta Pusat pada Minggu (5/10/2025) menunjukkan lonjakan aktivitas pengisian BBM di beberapa titik.
Di SPBU Pertamina 34.105.07 di Jalan Cempaka Putih Raya, antrean kendaraan tampak mengular. Petugas tampak sigap melayani konsumen yang datang silih berganti.
Muhammad Abdan, salah satu pengendara motor, mengaku kini beralih ke Pertamina setelah SPBU Shell langganannya kehabisan stok.
“Sebelumnya saya biasa isi di Shell karena pelayanannya cepat dan enggak perlu antre lama. Tapi sekarang karena kosong, ya mau enggak mau ke Pertamina,” ujar Abdan ketika ditemui di lokasi, Minggu (5/10/2025).
Baca Juga: Stok BBM Shell Habis Total, SPBU Sepi dan Petugas Jualan Kopi
Pemandangan serupa terlihat di SPBU Pertamina 34.105.06 di Jalan Biduri Anggur, Galur. Reza Prasetyo, pengendara motor lain yang ditemui di lokasi, juga mengaku hal serupa.
“Saya biasa isi Shell Super, soalnya motor rasanya lebih enteng dan bertenaga. Tapi karena sekarang kosong, terpaksa pindah ke Pertamina dulu,” tuturnya.
Peralihan konsumen ini juga dirasakan di SPBU Pertamina 34.106.05 di Jalan Letjen Suprapto. Disini juga terpantau arus kendaraan terus berdatangan.
Sementara sebaliknya, suasana di SPBU Shell terpantau lengang. Tak lagi ramai antrean kendaraan. Bahkan beberapa SPBU justru sunyi.
Berdasarkan pantauan KONTAN pada Minggu (5/10/2025), stok bahan bakar minyak (BBM) di seluruh jaringan SPBU Shell Indonesia benar-benar habis. Kondisi tersebut terjadi setelah kuota impor BBM Shell untuk tahun 2025 ludes terjual.
Di SPBU Shell Jalan Letjen Suprapto 1, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, tak tampak satu pun kendaraan yang mengisi bahan bakar. Petugas yang biasanya sibuk melayani pelanggan kini duduk santai di dekat dispenser, sambil menjaga stan kecil berisi makanan ringan dan kopi kemasan.
Di papan harga, hanya Shell V-Power Diesel yang masih terpampang, dijual Rp 14.270 per liter. Sementara tiga jenis bensin, Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+, semuanya tercatat nol, pertanda stok kosong.
Baca Juga: Stok BBM Shell, BP, hingga Vivo Terancam Kosong Sampai Akhir Tahun
Pemandangan serupa terlihat di SPBU Shell Suprapto 2, yang masih berada di kawasan Cempaka Putih. SPBU tersebut juga hanya menjual Shell V-Power Diesel. Area pengisian bensin tampak tertutup, sementara sejumlah pegawai memilih berjaga di toko kecil dan bengkel ringan di dalam area SPBU.
Kondisi ini menegaskan sinyal yang sudah disampaikan manajemen Shell sebelumnya, bahwa pasokan bensin mereka akan habis total pada awal Oktober 2025.
Data di laman resmi Shell Indonesia juga menunjukkan hal serupa: seluruh SPBU di Indonesia tidak lagi menjual produk bensin Shell Super, Shell V-Power, maupun Shell V-Power Nitro+.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian sebelumnya telah mengingatkan soal kondisi ini. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (1/10/2025), ia menyebut stok bensin Shell bakal habis total pada Kamis (2/10/2025). Dari total 197 SPBU Shell, hanya lima SPBU di luar Jakarta, seperti di Cirebon dan Cilegon yang masih menjual bensin.
Ingrid menambahkan, seiring habisnya stok BBM, perusahaan menyesuaikan jam kerja karyawan di lapangan. Dari total 5.300 karyawan SPBU Shell di seluruh Indonesia, sebagian tetap bekerja karena perusahaan masih mengoperasikan bengkel dan toko pelumas.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi sinyal potensi kelangkaan BBM di SPBU swasta hingga akhir tahun ini. Kondisi tersebut bisa terjadi jika Shell, BP, hingga Vivo tak kunjung sepakat membeli BBM murni atau base fuel dari Pertamina.
Baca Juga: Shell Terus Diskusikan Peluang Impor Minyak demi Jaga Pasokan BBM di SPBU
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman menyampaikan, pihaknya bakal memfasilitasi pembahasan secara business to business (B2B) antara Pertamina dengan badan usaha swasta terkait pasokan base fuel.
"Ya ini pilihan ya, maksudnya mau kosong sampai akhir tahun atau mau ada yang disepakati seperti itu. Yang saya dengar, tapi nanti pastinya akan sore. Pertamina juga sama badan usaha swasta (rapat). Sudah melakukan pembicaraan lagi sejak beberapa hari yang lalu. Tapi hasil pembicaranya saya kan belum tahu. Makanya kita undang rapat," kata Laode di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/10/2025).
Dorongan pembelian base fuel dari Pertamina muncul setelah pasokan BBM di SPBU swasta mulai langka sejak akhir Agustus 2025. Sementara itu, Pertamina masih memiliki kuota impor BBM yang belum terpakai. Adapun SPBU swasta tahun ini sudah mendapat tambahan kuota impor sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya, sehingga total kuotanya mencapai 110%.
Namun, hingga kini SPBU swasta belum sepakat membeli base fuel Pertamina yang sudah disiapkan sebanyak 100.000 barel. Salah satu alasan penolakan adalah kandungan etanol dalam base fuel tersebut yang mencapai 3,5%. Padahal, menurut regulasi, penggunaan etanol dalam campuran BBM masih diperbolehkan hingga batas 20%.
Laode menegaskan penggunaan etanol dalam BBM bukanlah hal baru.
“Kalau di Amerika aja Shell juga udah pakai Etanol. Di Amerika sendiri mereka bensinnya pake Etanol. Saya bisa kasih lihat bukti-bukti itu,” ucapnya.
Laode menambahkan, stok base fuel yang batal diserap SPBU swasta akhirnya digunakan sendiri oleh Pertamina.
Selanjutnya: Ancaman Deindustrialisasi, Indonesia Harus Siapkan Teknologi dan Talenta Andal
Menarik Dibaca: IHSG Masih Rawan Konsolidasi, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (6/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News