kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Spindo berupaya meningkatkan utilisasi pabrik di paruh kedua tahun ini


Kamis, 30 Juli 2020 / 15:51 WIB
Spindo berupaya meningkatkan utilisasi pabrik di paruh kedua tahun ini
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo masih mengupayakan untuk peningkatan utilisasi pabrikan pipa bajanya. Sejak awal pandemi kemarin kapasitas produksi mengalami penyusutan.

Dengan kapasitas produksi mencapai 600 ribu ton per tahun, utilisasi rata-rata Spindo setiap tahunnya berkisar antara 60%-65%. Namun karena pandemi, demi menerapkan social distancing utilisasi sempat berada pada level 50% saja.

Johannes Edward, Investor Relations Spindo mengatakan di semester kedua tahun ini, perusahaan masih mengkaji peluang untuk meningkatkan utilisasi pabrikan. "Ditingkatkan sudah pasti, hanya kami masih belum tahu seberapa optimal dapat ditingkatkan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin kemarin (27/7).

Baca Juga: Produsen Pipa Baja Masih Cemas Dengan Ancaman Produk Impor dan Pandemi Corona

Apalagi saat ini kondisi pasar masih tidak menentu, Johannes bilang perusahaan saat ini masih dalam tahap recovery. Yang terpenting bagi manajemen bagaimana perusahaan berupaya mengoptimalkan servis kepada pelanggan,

Mengenai proyeksi sampai akhir tahun, manajemen belum dapat membeberkannya lebih lanjut. Sementara ini sampai dengan kuartal-I 2020, penjualan bersih Spindo turun 14,48% secara tahunan dari semula Rp 1,22 triliun di kuartal-I tahun 2019 menjadi Rp 1,05 triliun pada kuartal-I tahun 2020 ini.

Johannes mengatakan kondisi pasar pipa baja di semester kedua ini, pengaruh dari pandemi masih cukup kuat. Manajemen menilai seluruh pelaku usaha masih sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.

"Hal ini menyebabkan kenaikan penjualan masih tertahan, meskipun kalau dibandingkan dengan kuartal dua masih lebih baik," ujar Johannes. Meski pun untuk keseluruhan semester pertama tahun ini manajemen memperkirakan kinerja bisnis akan mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Saat ini perseroan masih menunggu perkembangan pasar domestik secara lebih luas. "Kami juga melihat pemerintah cukup konsisten dalam upaya melindungi industri baja dalam negeri. hal ini kami dukung, karena tanpa dukungan pemerintah maka industri baja dan turunannya pasti kesulitan dalam masa-masa pemulihan ini," urai Johannes.

Baca Juga: Produsen pipa baja menggenjot penjualan di semester II-2020

Saat Spindo menggarap pasar ritel dan proyek, yang mana masing-masing keduanya berkontribusi setara 50% bagi pendapatan perseroan. Beberapa proyek yang masih perusahaan suplai kebutuhan pipanya ialah Pembangunan Terminal Multipurpose di Labuan Bajo, PDAM, proyek jaringan gas di Sulawesi dan beberapa proyek lainnya.

Spindo berharap dapat ambil bagian  dalam proyek-proyek pengembangan upaya hilirisasi yang dilakukan PT Pertamina. Karena menurut Johannes, industri pipa lokal sangat mampu menjawab kebutuhan pipa dalam pembangunan kilang dan transportasi minyak dari lokasi pengeboran.

Untuk itu peran pemerintah sangat penting dalam memastikan industri pipa baja nasional mendapat porsi dalam pengembangan-pengembangan proyek migas dan infrastruktur. Masuknya produk impor, kata Johannes, dapat menjadi gangguan bagi industri lokal karena di tengah pandemi pasar dalam negeri tengah mengecil.

Oleh karena itu dari sisi regulasi, Spindo berharap pemerintah perlu konsisten melindungi pengusaha dalam negeri. "Tentunya dengan perhitungan kecukupan dan kemampuan suplai secara bertahap. Jangan sampai juga industri hilir mati karena kelangkaan bahan baku," kata Johannes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×