Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pipa baja perlahan mulai menggeliat, setelah di masa awal pandemi sempat melambat. Dikarenakan aktivitas di sektor konstruksi, infrastruktur, minyak & gas sempat mengalami hambatan.
Ketua Umum The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim mengatakan bahwa memasuki paruh kedua tahun ini industri pipa baja lebih optimistis. "Semester kedua secara umum mulai membaik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/7).
Namun ia masih belum dapat memberikan proyeksi pertumbuhan hingga akhir tahun. Pasar pipa baja, seperti kondisi pasar baja secara umum menurut Silmy masih dibayangi dengan ancaman produk impor.
Baca Juga: KHI Pipe Industries fokus garap segmen pasar proyek di tahun ini
Silmy mengatakan pihaknya telah berbicara dengan pemerintah agar ada pembenahan di bidang tata niaga. Ia mengakui pemerintah sudah ada komitmen untuk mengeluarkan rekomendasi ijin impor hingga peningkatan daya saing industri dengan penurunan harga gas.
Dari sisi produsen, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo mengatakan kondisi pasar pipa baja di semester kedua ini, pengaruh dari pandemi masih cukup kuat. Manajemen menilai seluruh pelaku usaha masih sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.
"Hal ini menyebabkan kenaikan penjualan masih tertahan, meskipun kl dibandingkan dengan kuartal dua masih lebih baik," ujar Johannes Edward, Investor Relations Spindo kepada Kontan.co.id, Kamis (23/7). Saat ini perseroan masih menunggu perkembangan pasar domestik secara lebih luas.
"Kami juga melihat pemerintah cukup konsisten dalam upaya melindungi industri baja dalam negeri. hal ini kami dukung, karena tanpa dukungan pemerintah maka industri baja dan turunannya pasti kesulitan dalam masa-masa pemulihan ini," urai Johannes.
Saat Spindo menggarap pasar ritel dan proyek, yang mana masing-masing keduanya berkontribusi setara 50% bagi pendapatan perseroan. Beberapa proyek yang masih perusahaan suplai kebutuhan pipanya ialah Pembangunan Terminal Multipurpose di Labuan Bajo, PDAM, proyek jaringan gas di Sulawesi dan beberapa proyek lainnya.
Baca Juga: Covid 19 belum puncak, BI prediksi ekonomi masih dibayangi kekahawatiran
Spindo berharap dapat ambil bagian dalam proyek-proyek pengembangan upaya hilirisasi yang dilakukan PT Pertamina. Karena menurut Johannes, industri pipa lokal sangat mampu menjawab kebutuhan pipa dalam pembangunan kilang dan transportasi minyak dari lokasi pengeboran.
Untuk itu peran pemerintah sangat penting dalam memastikan industri pipa baja nasional mendapat porsi dalam pengembangan-pengembangan proyek migas dan infrastruktur. Masuknya produk impor, kata Johannes, dapat menjadi gangguan bagi industri lokal karena di tengah pandemi pasar dalam negeri tengah mengecil.
Mengenai proyeksi sampai akhir tahun, manajemen belum dapat membeberkannya lebih lanjut. Sementara ini sampai dengan kuartal-I 2020, penjualan bersih Spindo turun 14,48% secara tahunan dari semula Rp 1,22 triliun di kuartal-I tahun 2019 menjadi Rp 1,05 triliun pada kuartal-I tahun 2020 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News