Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) masih mengandalkan segmen infrastuktur sebagai pendorong penjualan di tahun ini. Melihat segmen minyak dan gas yang sudah tidak banyak beri berkontribusi, perusahaan yang dikenal dengan nama Spindo ini melirik proyek infrastruktur dan konstruksi.
Johanes Wahyudi Edward, Investor Relations PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk mengatakan, semua proyek infrastruktur ini kebanyakan untuk kebutuhan pipa pancang yang masuk dalam segmen spiral pipe non api. Dari riset JP Morgan Asia yang dilansir di website Spindo, tercatat penjualan segmen spiral non api per September 2016 sebanyak 38.036 tonase. Turun dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 53.147 ton.
Dari total penjualan sebanyak 271.281 ton per September 2016, sebanyak 62% bersumber dari proyek infrastruktur, konstruksi dan utilitas. Sementara 19% sisanya untuk otomotif, furnitur 19% dan minyak gas sebanyak 1%. Penjualan proyek infrastruktur tersebut tetap akan stabil dan akan jadi tulang punggung bagi Spindo.
Juga tercatat ada 35 proyek infrastruktur yang dibidik sebagai potensi pendapatan Spindo. Sebagai informasi, ada proyek besar lewat kontraktor Mitsui Engineering & Shipbuilding yakni Tanjung Jati B Power Plant sebanyak 12.628 ton dan juga Central Java Power Plant sebanyak 17.991 ton. Keduanya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akan disuplai pipa tiang pancangnya oleh Spindo. “Proyek-proyek itu banyak yang tertunda baru bisa disuplai tahun depan,” kata Johanes akhir pekan lalu.
Sejauh ini baru ada tiga proyek infrastuktur yang sudah dipasok Spindo, yakni jembatan Sembayat Baru II dari kontraktor PT Brantas Abipraya yang menelan pipa sebanyak 828 ton dan juga Masjid Alam Kendari disuplai sebanyak 636 ton. Selain itu ada juga dari kontraktor PT Hutama Karya dengan dermaga Curah Kering Teluk Lamong yang butuh pipa sebanyak 1.142 ton.
Melihat tahun ini banyak proyek yang tertunda, Spindo berharap bisa ada proyek yang lebih banyak lagi. Hingga semester-I 2016 lalu, Spindo mencatat kinerja positif dengan penjualan 1,56 triliun dan laba sebesar Rp 102,66 miliar. “Dengan kebijakan pemerintah yang sudah menurunkan suku bunga ditambah pulihnya sektor infrastruktur, maka proyeksi penjualan 2017 ditargetkan bisa naik 20%-30% dibanding tahun ini,” pungkas Johanes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News