Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Edy Can
JAKARTA. Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) meminta subsidi harga kertas untuk keperluan percetakan. Dengan subsidi tersebut, SPS berharap harga jual koran, majalah dan tabloid tidak melambung tinggi.
“Jika harga kertas semakin mahal maka harga jual akan semakin mahal,” kata Kukuh Sanyoto, Ketua Divisi Edukasi Media Cetak SPS, Senin (4/10).
Kukuh bilang, dampak dari tingginya harga media cetak tersebut adalah berkurangnya daya baca dari masyarakat yang dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan. Selama ini dia bilang perbandingan daya minat baca Indonesia sudah jauh tertinggal dibandingkan negara lainnya. “Di Singapura satu dari dua orang penduduknya membaca koran, sedangkan di Indonesia itu hanya satu dari 40 warganya,” kata Kukuh.
Sebelumnya INDEF menyimpulkan kenaikan harga kertas terjadi karena adanya moratorium izin konversi hutan. INDEF memprediksikan harga kertas tersebut akan mengalami kenaikan pada bulan November mendatang setelah Indonesia meratifikasi moratorium.
Selain masalah moratorium, isu pemanasan global juga akan berdampak pada industri kertas. Soalnya, isu ini akan semakin memojokkan produsen kertas berbahan baku kayu. Jika harga kertas semakin melambung maka daya beli masyarakat terhadap media cetak akan semakin menurun. “Maka kecerdasan masyarakat kita akan menurun,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News