Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan energi panas bumi Star Energy Geothermal (SEG) berkomiten untuk menggunakan mobil listrik dalam menjalankan operasionalnya. Untuk, perusahaan ini telah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT PLN (Persero) disela-sela acara B20 Summit.
Nota kesepahaman itu terkait dengann penyediaan infrastuktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk operasional kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di wilayah operasional Star Energy Geothermal.
Chief Executive Officer SEG Hendra Soetjipto Tan menyampaikan bahwa penggunaan mobil listrik ini merupakan bentuk komitmen Star Energy Geothermal dalam mendukung transisi energi, melalui kolaborasi inklusif bersama para pemangku kepentingan. "Mobil listrik ini nantinya akan kami gunakan di seluruh wilayah operasional kami di pembangkit listrik Wayang Windu, Darajat dan Salak," katanya dalam keterangan resminya, Senin (14/11).
Baca Juga: Sektor Otomotif Diramal Masih Akan Melaju hingga Akhir Tahun
Penggunaan mobil listrik di area operasional Star Energy Geothermal ini merupakan inisiatif pertama dan salah satu yang tebesar yang dilakukan oleh perusahaan energi geothermal di Indonesia.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, mengapresiasi kehadiran dan usaha dari mitra PLN untuk bersama-sama mendukung upaya percepatan transisi energy. Lewat penandatanganan MoU tersebut, PLN menegaskan komitmennya untuk terus mendorong penggunaan energi bersih.
"PLN selalu memposisikan diri menjadi garda depan dalam transisi energi. Besar harapan kami nantinya mitra lain akan meniru langkah yang dilakukan Star Energy Geothermal dalam mendukung transisi energy lewat penggunaan kendaraan berbasis baterai," kata Hartanto.
Sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mendorong percepatan peralihan ke kendaraan listrik sebagaimana tercantum dalam Perpres No. 55 Tahun 2019 yang juga menjadi isu prioritas G20 Summit untuk mencapai Net Zero Carbon Emission pada 2060, SEG memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung implementasi kebijakan tersebut.
Mobilitas dan alat transportasi merupakan penyumbang sekitar seperempat dari emisi gas rumah kaca (GRK) global dan merupakan sektor utama yang emisinya masih terus meningkat.
Kebutuhan mobilitas yang berkembang pesat dan peningkatan kendaraan pribadi juga mengakibatkan kualitas udara yang buruk dan mengancam kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, sektor mobilitas dan transportasi ini menjadi salah satu fokus perhatian dunia untuk menjaga penambahan suhu bumi tetap terjaga tidak lebih dari 1,5 derajat, dengan melakukan percepatan peralihan ke kendaraan listrik sebagai inisiatif prioritas.
Star Energy Geothermal sebagai perusahaan penghasil listrik tenaga panas bumi yang bersih dan ramah lingkungan turut memiliki perhatian yang serius terhadap isu krisis iklim global saat ini.
Hendra bilang, pihaknya melakukan berbagai inisiatif dan mengembangkan inovasi teknologi yang dapat berkontribusi terhadap upaya perlindungan lingkungan dengan tetap menjaga keandalan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi di Wayang Windu, Salak, dan Darajat.
Baca Juga: Bangun Industri Baterai Mobil Listrik, Jokowi Ajak Australia Suplai Lithium ke RI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News