Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup Indonesia masih punya masalah utama pada kapasitas pendanaan. Ketika usaha rintisan tumbuh pesat dan punya daya tarik yang tinggi terkendala pada pendanaan tahap menengah yakni pendanaan seri B dan C. Biasanya pendanaan seri B sekitar US$ 5 juta - US$20 juta adapun pendanaan seri C yang diberikan sekiter $25 juta - $100 juta.
Rudy Ramawy, Managing Partner Venturra Capital sekaligus Brand Ambassador Nexticorn pada Forum Digital Indonesia-Australia mengatakan, ada kesulitan ketika sudah mendapat pendanaan seri A di sekitar US$ 3 juta- US$ 5 juta untuk berkembang.
Startup yang membutuhkan suntikan pendanaan seri B di kisaran US$10 juta - US$ 20 juta mulai terkendala padahal perusahaan harus tumbuh lebih cepat dan meningkatkan skala bisnisnya. "Indonesia masih berkekurangan investor yang mampu dan berpengalaman memberikan pendanaan seri B dan seri C," ujarnya, Rabu (31/1).
Donald Wihardja Wakil Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) dari Convergence Ventures menambahkan, kemampuan pendanaan modal ventura Indonesia masih relatif kecil untuk memimpin suatu tahap ronde pendanaan yang sampai US$ 20 juta-US$ 30 juta.
Untuk ikut ronde pendanaan US$ 10 juta- US$ 30 juta, biasanya suatu modal ventura mesti bisa mengelola uang pendanaan di atas US$ 100 juta-US$ 200 juta. Sebab modal ventura biasanya investasi bisa di 20 perusahaan berbeda.
Lantaran modal ventura di Indonesia juga termasuk baru atau masih startup sehingga belum punya amunisi sebesar itu. Asal tahu saja, saat ini baru ada 12 modal ventura di Indonesia.
Modal ventura memerlukan regional fund yang sudah punya pengalaman sepuluh tahunan. Modal ventura juga harus sudah punya kapasitas fundraising lebih tinggi, agar startup Indonesia bisa terdanai dengan jumlah besar.
Sebenarnya Indonesia punya banyak investor. Namun mereka belum melihat teknologi sebagai sesuatu yang dapat mendatangkan keuntungan. Meskipun demikian sudah ada beberapa korporasi besar seperti Sinarmas dengan SMDV, Lippo dengan Venturra yang berani investasi di berbagai perusahaan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News