kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Steady Safe bidik pendapatan Rp 8,86 miliar


Rabu, 19 Juli 2017 / 19:01 WIB
Steady Safe bidik pendapatan Rp 8,86 miliar


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. PT Steady Safe Tbk (SAFE) melanjutkan rencananya untuk menjadi operator mandiri dalam mengoperasikan armada Transjakarta. Perseroan menyiapkan 187 armada bus yang terbagi menjadi 2 jenis, 116 unit jenis Maxi Bus-Diesel Volvo dan 71 unit Bus Ankai.

Menurut Direktur Utama SAFE, John Pieter Sembiring, untuk jenis Maxi Bus-Diesel Volvo, perseroan akan menyiapkan 90 unit hingga akhir 2017 dan 26 unit di Januari 2018. "Rencana di Desember akan ada 90 unit," terang John di Jakarta, Rabu (19/7).

Artinya, perseroan baru bisa melakukan aktivitas operasional dan memperoleh pendapatan kuartal 4 atau bulan Oktober tahun ini. Walaupun di kuartal 1 perseroan belum membukukan pendapatan sedikitpun, perseroan optimistis mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 8,86 miliar yang berasal dari pengoperasian Maxi Bus-Diesel Volvo sebanyak 90 unit yang datang di tahun ini.

Sekadar informasi, harga 1 unit Maxi Bus-Diesel Volvo dibanderol Rp 3,05 miliar per unit on the road. Untuk merealisasikan belanja 116 unit Maxi Bus-Diesel Volvo, perseroan menyiapkan Capex sebesar Rp 6,5 miliar.

"Kami beli 116 unit dengan uang muka 30% dari perseroan, sisanya melalui leasing dengan PT Indomobil Finance," tambah John.

Jika seluruh armada sudah siap beroperasi, sesuai dengan kontrak sebagai operator armada Transjakarta, perseroan mendapatkan pendapatan berdasarkan kilometer yang dioperasikan oleh tiap armada.

Untuk Maxi Bus-Diesel Volvo, perseroan mendapatkan Rp 20.500 per km dan Rp 13.133 per km untuk armada Bus Ankai. Setiap armada, harus beroperasi sejauh 255 km untuk tiap koridor.

Maka dari itu, perseroan di tahun 2018 optimistis mampu mendapatkan pendapatan sebesar Rp 23,86 miliar. Sumbernya yakni Rp 17,14 miliar yang berasal dari pengoperasian Maxi Bus-Diesel Volvo dan Rp 6,7 miliar yang berasal dari pengoperasian 71 unit Bus Ankai.

Selain dari pengoperasian armada Transjakarta, perseroan akan berekspansi dengan menyediakan jasa iklan yang bisa dipajang di armada Transjakarta selama beroperasi. Targetnya, ekspansi tersebut akan direalisasikan mulai bulan November tahun ini dengan target pendapatan sebesar Rp 750 juta.

"Rencananya akan beriklan di bus menggunakan 90 unit Bus Volvo," tambah John.

John menjelaskan, dalam penjualan iklan tersebut akan difasilitasi melalui agensi periklanan. Untuk target produk yang disasar untuk beriklan, John mengaku akan menyesuaikan dengan kondisi dan permintaan pasar.

"Karena unitnya sendiri pun belum siap di Jakarta. Setelah itu, baru diputuskan jenis iklan yang mana yang dipasang untuk bis tersebut," tambah John. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×