kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.402   2,00   0,01%
  • IDX 6.646   113,79   1,74%
  • KOMPAS100 990   21,69   2,24%
  • LQ45 776   14,22   1,87%
  • ISSI 203   3,92   1,97%
  • IDX30 401   6,72   1,70%
  • IDXHIDIV20 483   8,87   1,87%
  • IDX80 112   2,06   1,87%
  • IDXV30 117   1,19   1,03%
  • IDXQ30 133   2,24   1,72%

Stop Ketergantungan LPG Impor, Pemerintahan Prabowo Disarankan Segera Perluas Jargas


Rabu, 12 Februari 2025 / 21:57 WIB
Stop Ketergantungan LPG Impor, Pemerintahan Prabowo Disarankan Segera Perluas Jargas
ILUSTRASI. Warga memasak menggunakan kompor gas sambungan rumah tangga di Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Kamis (20/11/2023). PT Perusahaan Gas Negara (Persero) menargetkan 303.039 sambungan gas baru dibangun di Ibu Kota hingga akhir 2023. ANTARA FOTO/ M Riezko Bima Elko Prasetyo/wpa/YU


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Keempat, lanjut Josua, meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat.

“Salah satu kendala dalam implementasi jargas adalah minimnya pemahaman masyarakat tentang manfaat Jargas dibanding LPG. Oleh karena itu, kampanye masif diperlukan,” imbuhnya.

Baca Juga: PGN Targetkan 1 Juta Sambungan Jargas Rumah Tangga pada 2025

Sejauh ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang mendapatkan penugasan pembangunan Jargas ke rumah tangga (Sambungan Rumahtangga/SR) merupakan salah satu pihak paling konsisten menambah jumlah SR.

Total telah terdapat lebih dari 820 ribu pelanggan atau setara 84 ribu metrik ton LPG yang dikelola PGN tersebar di wilayah Jabodetabek, Cirebon, sejumlah kota di Jawa Timur, dan beberapa daerah lainnya.

Terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyatakan bahwa pembangunan Jargas sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG dan memperkuat kedaulatan energi nasional.

Terlebih, Bahlil menjelaskan, LPG dalam kondisi yang memprihatinkan seiring terus meningkatnya kebutuhan sehingga beban impor dan subsidi akan semakin membengkak.

Baca Juga: Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Bakal Geber Investasi dan Nilai Tambah Energi

Konsumsi LPG nasional mencapai 8 juta ton per tahun sedangkan kapasitas produksi hanya mencapai 1,7 juta ton.

“Gas (LPG) itu 8 juta ton per tahun konsumsi kita. Industri LPG kita itu hanya 1,7 juta ton, selebihnya kita impor. Jadi impor kita 6 sampai 7 juta ton,” ungkap Bahlil.

Dengan kondisi seperti itu, negara menggelontorkan dana subsidi gas untuk LPG mencapai sebesar Rp60 triliun sampai Rp80 triliun.

Selanjutnya: Wall Street Anjlok, Rilis Data Inflasi Memupus Harapan Pemangkasan Suku Bunga

Menarik Dibaca: Mama's Choice Luncurkan Varian Rasa Pasta Gigi Anak Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×