kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.355   -190,00   -1,15%
  • IDX 6.869   82,03   1,21%
  • KOMPAS100 995   15,18   1,55%
  • LQ45 764   10,59   1,40%
  • ISSI 223   2,25   1,02%
  • IDX30 395   4,66   1,19%
  • IDXHIDIV20 461   4,56   1,00%
  • IDX80 112   1,50   1,36%
  • IDXV30 114   0,50   0,44%
  • IDXQ30 128   1,96   1,56%

Strategi Apexindo (APEX) Raih Kontrak Baru dan Mengerek Kinerja pada 2025


Selasa, 24 Juni 2025 / 15:41 WIB
Strategi Apexindo (APEX) Raih Kontrak Baru dan Mengerek Kinerja pada 2025
ILUSTRASI. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) ingin mengungkit utilisasi rig setelah membukukan penurunan kinerja pada periode awal tahun ini.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) fokus mengerek naik kinerja di sisa tahun 2025. APEX ingin mengungkit utilisasi rig setelah membukukan penurunan kinerja pada periode awal tahun ini.

Pada kuartal I-2025, pendapatan APEX menyusut 3,82% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 23,78 juta menjadi US$ 22,87 juta. Hampir seluruh pendapatan APEX pada kuartal I-2025 didapat dari jasa pemboran senilai US$ 21,92 juta, yang mengalami penurunan tipis 0,54% (yoy).

Selain dari jasa pemboran, APEX membukukan US$ 954.145 dari pendapatan lain-lain. Sementara itu, laba bersih APEX terpangkas sebanyak 74,33% (yoy) dari US$ 1,70 juta menjadi US$ 437.451 dalam periode tiga bulan pertama 2025.

Corporate Secretary Apexindo Pratama Duta, Frieda Salvantina mengungkapkan penurunan pendapatan dan laba bersih APEX pada kuartal I-2025 terutama disebabkan oleh penurunan utilisasi rig darat. Meskipun pada periode yang sama ada kenaikan pada utilisasi lepas pantai.

Baca Juga: Nusa Raya Cipta (NRCA) Catat Kontrak Baru Rp 1,21 Triliun per Mei 2025

Hanya saja, Frieda belum merinci tingkat utilisasi APEX di rig darat maupun rig lepas pantai. Frieda hanya memberikan gambaran bahwa APEX tidak membidik target kinerja yang muluk-muluk pada tahun 2025.

Fokus APEX adalah menjaga stabilitas kinerja seperti yang bisa dicapai pada tahun 2024. "Sementara untuk proyeksi kinerja Perseroan pada tahun 2025, kami berharap minimal bisa sama dengan kinerja tahun 2024," kata Frieda kepada KONTAN, Senin (23/6).

Sekadar mengingatkan, pada tahun lalu APEX mencatatkan pertumbuhan pendapatan 35,82% (yoy) dari US$ 62,27 juta menjadi US$ 84,58 juta. APEX pun berhasil membalikkan kerugian US$ 1,34 juta pada 2023 menjadi laba bersih US$ 542.825 pada 2024.

Faktor utama yang mendongkrak kinerja APEX tahun lalu adalah peningkatan utilisasi rig. Terutama utilisasi rig lepas pantai APEX yang naik dari 73% pada 2023 menjadi 83%. APEX pun akan meningkatkan utilisasi dengan perolehan kontrak-kontrak baru.

Sebagai upaya meraih kontrak, APEX siap mengikuti tender pengeboran minyak dan gas (migas) maupun panas bumi. "Untuk potensi perolehan kontrak baru baik dari pengeboran migas maupun panas bumi, Perseroan terus berupaya mengikuti tender-tender yang ada, yang sesuai dengan spesifikasi rig-rig Perseroan," terang Frieda.

Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), APEX mengumumkan telah mendapatkan sejumlah kontrak dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) untuk pekerjaan pengeboran laut di Wilayah Delta Mahakam, Kalimantan Timur. 

Di antaranya pada 24 Februari 2025 APEX mendapatkan kontrak dengan estimasi nilai kontrak US$ 4,8 juta dengan durasi pekerjaan selama tiga bulan. Berikutnya pada 3 Maret 2025 APEX mendapatkan kontrak senilai US$ 2,4 juta untuk durasi pekerjaan selama 45 hari.

Kemudian pada 17 Maret 2025 APEX memperoleh kontrak dari PHM dengan estimasi nilai kontrak US$ 119,7 juta untuk durasi pekerjaan selama 3,5 tahun. Terbaru, pada 16 Mei 2025 APEX mengumumkan perolehan kontrak dari PHM senilai US$ 25 juta dengan durasi pekerjaan selama satu tahun.

Frieda menegaskan, APEX tetap fokus dalam menyediakan jasa penunjang migas yang sudah dikerjakan selama lebih dari 40 tahun. "Peseroan secara konsisten menerapkan strategi pengendalian biaya dengan tetap menjaga standar operasional yang tinggi dan mengutamakan keselamatan kerja bagi semua pihak, serta berupaya memaksimalkan tingkat utilisasi armada, khususnya rig-rig yang masih idle/tidak bekerja, baik untuk segmen migas maupun panas bumi," ungkap Frieda.

Mengenai belanja modal (capex), Frieda belum merinci anggaran dan alokasi capex APEX pada tahun ini. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Frieda mengungkapkan alokasi capex pada 2025 dialokasikan untuk perawatan rutin rig-rig lepas pantai dan alokasi untuk reaktivasi rig-rig darat jika ada kontrak atau pekerjaan yang cocok.

Di sisi yang lain, pergerakan harga minyak mentah dunia tersulut oleh memanasnya tensi geopolitik imbas dari konflik militer Iran vs Israel. Meski harga minyak berpotensi mendaki, tapi Frieda berharap konflik akan segera mereda dan kondisi geopolitik bisa kembali stabil.

"Terlepas dari potensi lonjakan harga minyak mentah dunia, menurut kami yang lebih penting adalah perdamaian. Hal tersebut akan menciptakan stabilitas politik dan ekonomi yang akan mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan berkelanjutan," tandas Frieda.

Baca Juga: Nusa Raya Cipta (NRCA) Catat Kontrak Baru Rp 1,21 Triliun per Mei 2025

Selanjutnya: Rekor Baru! 9.200 Pelari Meriahkan Mandiri Jogja Marathon 2025 di Prambanan

Menarik Dibaca: Harga Emas Melorot karena Kabar Gencatan Senjata Israel-Iran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×