kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Strategi Essa Industries (ESSA) Hadapi Penurunan Produksi LPG dan Amonia Tahun Depan


Rabu, 03 Desember 2025 / 18:22 WIB
Strategi Essa Industries (ESSA) Hadapi Penurunan Produksi LPG dan Amonia Tahun Depan
ILUSTRASI. Pusahaan sektor Energi dan Kimia, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) merambah bisnis produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) melalui anak perusahaannya PT ESSA Sustainable Indonesia (ESI) dan PT ESSA SAF Makmur (ESM).


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) akan mengoptimalkan kinerja operasional kilang LPG dan pabrik amonia pada tahun 2026.

Direktur & Chief Financial Officer Essa Industries Indonesia, Prakash Bumb memaparkan, kinerja operasional kilang LPG dan pabrik amonia melemah sepanjang tahun.

Hingga kuartal III-2025, rata-rata produksi harian kilang LPG menurun 9% year-on-year (YoY) menjadi 175 metrik ton per hari (MTPD). Adapun total volume produksi dan penjualan masing-masing turun 8% YoY ke 47.624 metrik ton (MT) dan 47.674 MT.

“Berkurangnya produksi dan penjualan LPG disebabkan penurunan persentase komposisi gas umpan ke kilang,” kata Prakash dalam paparan publik virtual, Rabu (3/12/2025).

Baca Juga: Pendapatan ESSA Turun 9% pada Semester I-2025, Tertekan Harga dan Pasokan Gas

Sementara itu, kinerja operasional pabrik amonia juga mengalami penurunan. Rata-rata produksi harian selama Januari–September 2025 menurun 6% secara tahunan menjadi 2.022 MTPD. Sedangkan, total produksi amonia juga melemah 2% secara tahunan ke 549,956 MT, disertai volume penjualan yang juga turun 4% yoy ke 545.338 MT.

Adapun penurunan produksi amonia, lanjut Prakash, dipicu aktivitas pemeliharaan pada semester I-2025.

Dus, menyongsong tahun 2026, perusahaan ini akan menempuh sejumlah strategi untuk memompa kedua bisnisnya. “Kami berencana melakukan pemeliharaan terjadwal, peningkatan efisiensi, serta optimasi operasi di seluruh fasilitas produksi,” kata Prakash.

Dari lini bisnis LPG, ESSA optimistis dapat mencapai target total produksi dan volume penjualan LPG hingga 62.222 MT tahun depan. Sementara itu, perusahaan ini membidik rata-rata produksi harian di level 174 MTPD.

Hal ini, menurut Prakash, dapat dicapai dengan asumsi tidak adanya shutdown yang tak direncanakan (unplanned) selama 76 bulan berturut-turut. “Kami akan terus menjaga keandalan operasional meskipun terdapat potensi variasi komposisi gas,” imbuh dia.

Lebih lanjut, kata Prakash, ESSA tahun depan akan melaksanakan major overhaul dan top overhaul untuk unit mesin dan kompresor. Dengan aktivitas ini, perseroan ingin memulihkan kinerja peralatan dan memastikan keandalan operasi jangka panjang.

Sementara itu, dari segmen amonia, ESSA membidik total produksi sejumlah 723.697 MT dengan rata-rata produksi harian mencapai 2.154 MTPD pada 2026.

Untuk memaksimalkan efisiensi energi, perseroan menargetkan nilai efisiensi dapat berada pada 30 million british thermal units (MMBTU) per MT. “Peningkatan operasional diproyeksikan terjadi pasca pelaksanaan turnaround (pemulihan),” beber Prakash.

Rencananya, turnaround pada bisnis amonia dilaksanakan pada semester I-2026, tepatnya pada Mei 2026. Prakash menghitung, dampaknya terhadap peningkatan produksi bisa sekitar 9%.

Baca Juga: Laba ESSA Industries (ESSA) Turun 36,53% Jadi US$ 21,30 Juta pada Kuartal III-202

Lebih lanjut, perusahaan ini mengejar target volume penjualan amonia hingga 710.000 MT, dengan frekuensi pengiriman mencapai sekitar 22 kali dalam setahun. “Kami juga mempertimbangkan kondisi feedstock dan dinamika pasar,” imbuh Prakash.

Prakash bilang, tahun depan prospek kinerja keuangan akan sangat bergantung pada harga pasar dan penjualan. “Yang mana, ini dikendalikan oleh pasar internasional,” tuturnya.

Prakash menambahkan, perusahaan ini akan mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar US$ 10 juta–US$ 20 juta untuk perawatan (maintenance) kilang LPG dan pabrik amonia tahun 2026.

Selanjutnya: Tolak Rancangan Kenaikan Upah 4,3% untuk 2026, KSPI Ancam Mogok Nasional 5 Juta Buruh

Menarik Dibaca: Moms, Catat Yuk Tips Membangun Rutinitas Perawatan Kulit untuk Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×