Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pandemi Corona menekan kondisi ekonomi dan ikut menggerogoti kinerja perusahaan, tak terkecuali yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tak sedikit dari perusahaan plat merah itu yang kinerjanya terpapar efek Corona.
Dalam rapat kerja virtual bersama dengan Komisi VI DPR RI pada Jum'at (3/4), Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pemetaan untuk mengetahui BUMN mana saja yang terkena dampak Corona.
Baca Juga: Pendapatan Bukit Asam (PTBA) konsisten meningkat dalam lima tahun terakhir
Dalam kesempatan tersebut, salah satu perusahaan yang disebut adalah PT Pertamina (Persero). Pasalnya, cashflow holding perusahaan minyak dan gas (migas) BUMN itu akan terganggu dengan menurunnya nilai kurs rupiah.
Apalagi dalam melakukan impor minyak, Pertamina menggunakan mata uang dolar, meskipun menjual dalam kurs rupiah.
Terkait hal itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman tak menampik, bahwa kondisi pandemi Corona saat ini memberi dampak terhadap kinerja Pertamina. Sayangnya, ia tidak secara detail menjelaskan seperti apa dampak yang dimaksud.
Yang jelas, Fajriyah menyampaikan pihaknya melakukan prioritas terhadap hal-hal yang berdampak pada kinerja. Hingga saat ini, sambungnya, Pertamina berupaya membuat cashflow dalam posisi likuid agar mencukupi untuk kegiatan operasional maupun untuk membayar semua kewajiban.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga siapkan food truck bagi tenaga medis RS Pelni
"Bicara mengenai dampak, pasti kondisi seperti saat ini ada dampaknya. Yang jelas dilakukan prioritasi, agar semua terkendali," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/4).
Mengenai hutang, Fajriyah mengungkapkan pada Februari 2020, Pertamina sudah melakukan liability manajemen dengan melakukan pembelian kembali sebagian global bond yang akan jatuh tempo pada tahun 2021 mendatang.
"Terkait dengan kurs, Pertamina melakukan hedging mata uang asing yang memang biasa dilakukan sesuai peraturan dari regulator," tandasnya.
Baca Juga: Desa wisata terpaksa tutup dan alami kerugian akibat corona
Asal tahu saja, dalam catatan Kontan.co.id, Pertamina menargetkan bisa meraih pendapatan sebesar US$ 58,33 miliar di tahun ini. Dari sana, holding migas plat merah ini membidik laba bersih sebesar US$ 2,2 miliar pada 2020.
Sementara itu, berdasarkan prognosa kinerja keuangan Pertamina di tahun buku 2019, laba bersih Pertamina diproyeksikan turun menjadi US$ 2,1 miliar. Sebelumnya, pada tahun 2017 dan 2018, perolehan laba bersih Pertamina stabil di angka sekitar US$ 2,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News