kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi Pertamina mengatur keuangan di tengah menguatnya tekanan akibat wabah corona


Minggu, 05 April 2020 / 19:02 WIB
Strategi Pertamina mengatur keuangan di tengah menguatnya tekanan akibat wabah corona
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A view of state-owned oil giant Pertamina's refinery unit IV in Cilacap, Central Java, Indonesia January 13, 2016. Picture taken January 13, 2016. REUTERS/Darren Whiteside/File Photo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pandemi Corona menekan kondisi ekonomi dan ikut menggerogoti kinerja perusahaan, tak terkecuali yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Tak sedikit dari perusahaan plat merah itu yang kinerjanya terpapar efek Corona.

Dalam rapat kerja virtual bersama dengan Komisi VI DPR RI pada Jum'at (3/4), Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pemetaan untuk mengetahui BUMN mana saja yang terkena dampak Corona.

Baca Juga: Pendapatan Bukit Asam (PTBA) konsisten meningkat dalam lima tahun terakhir

Dalam kesempatan tersebut, salah satu perusahaan yang disebut adalah PT Pertamina (Persero). Pasalnya, cashflow holding perusahaan minyak dan gas (migas) BUMN itu akan terganggu dengan menurunnya nilai kurs rupiah.

Apalagi dalam melakukan impor minyak, Pertamina menggunakan mata uang dolar, meskipun menjual dalam kurs rupiah.

Terkait hal itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman tak menampik, bahwa kondisi pandemi Corona saat ini memberi dampak terhadap kinerja Pertamina. Sayangnya, ia tidak secara detail menjelaskan seperti apa dampak yang dimaksud.

Yang jelas, Fajriyah menyampaikan pihaknya melakukan prioritas terhadap hal-hal yang berdampak pada kinerja. Hingga saat ini, sambungnya, Pertamina berupaya membuat cashflow dalam posisi likuid agar mencukupi untuk kegiatan operasional maupun untuk membayar semua kewajiban.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga siapkan food truck bagi tenaga medis RS Pelni

"Bicara mengenai dampak, pasti kondisi seperti saat ini ada dampaknya. Yang jelas dilakukan prioritasi, agar semua terkendali," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/4).

Mengenai hutang, Fajriyah mengungkapkan pada Februari 2020, Pertamina sudah melakukan liability manajemen dengan melakukan pembelian kembali sebagian global bond yang akan jatuh tempo pada tahun 2021 mendatang.

"Terkait dengan kurs, Pertamina melakukan hedging mata uang asing yang memang biasa dilakukan sesuai peraturan dari regulator," tandasnya.

Baca Juga: Desa wisata terpaksa tutup dan alami kerugian akibat corona

Asal tahu saja, dalam catatan Kontan.co.id, Pertamina menargetkan bisa meraih pendapatan sebesar US$ 58,33 miliar di tahun ini. Dari sana, holding migas plat merah ini membidik laba bersih sebesar US$ 2,2 miliar pada 2020.

Sementara itu, berdasarkan prognosa kinerja keuangan Pertamina di tahun buku 2019, laba bersih Pertamina diproyeksikan turun menjadi US$ 2,1 miliar. Sebelumnya, pada tahun 2017 dan 2018, perolehan laba bersih Pertamina stabil di angka sekitar US$ 2,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×