kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Strategi Pupuk Indonesia lawan kenaikan harga gas


Senin, 23 Oktober 2017 / 20:08 WIB
Strategi Pupuk Indonesia lawan kenaikan harga gas


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga gas menjadi tantangan bagi kinerja PT Pupuk Indonesia (Persero). Adapun, perseroan melakukan langkah efisiensi sebagai strategi untuk bertahan.

Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia (Persero), Indarto Pamoengkas mengaku, kenaikan harga gas bakal menjadi tantangan yang berat bagi perseroan. "Mengingat peran gas sebagai bahan baku mencapai 70% dari harga pokok produksi (HPP)," ujar Indarto kepada Kontan.co.id, Senin (23/10).

Untuk menghadapi itu, kata Indarto, perseroan tengah menyiapkan berbagai langkah di antaranya dengan melakukan efisiensi dalam operasional dan meningkatkan reliabilitas pabrik. Selain itu, perseroan juga akan mengganti unit steam dan energi dari gas menjadi batubara serta mengembangkan produk-produk pupuk yang persentase kebutuhan gasnya sedikit, seperti NPK.

"Sehingga menghemat konsumsi gas," imbuhnya.

Adapun, perseroan bakal mendirikan pabrik NPK di lima daerah yang menjadi titik persebaran PT pupuk Indonesia.Pembangunan tersebut bakal dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan dimulai pada awal tahun depan, tepatnya di Cikampek dan Palembang.

Indarto menyebut, pembangunan kedua pabrik itu menelan investasi sebesar Rp 1 triliun dengan kapasitas produksi masing - masing 500.000 ton dan ditargetkan selesai pada tahun 2019.

Sementara itu, perseroan saat ini juga tengah merampungkan pabrik pupuk Amonia Urea di Gresik dengan kapasitas 570.000 ton per tahun. Nilai investasi tersebut berkisar Rp 6.5 triliun sampai Rp 7 triliun. (Klaudia Molasiarani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×