Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Ekspor timah Indonesia diprediksi terperosok tahun ini akibat rendahnya permintaan akibat lilitan krisis utang yang melanda Eropa. "Supaya harga bisa bertahan, produksi harus turun," kata Hidayat Arsani, Asosiasi Timah Indonesia dalam sebuah wawancara di Pangkalpinang, ibukota Bangka Belitung, kemarin (13/6).
Harga timah telah kehilangan 24% dari harga tertingginya pada enam bulan lalu, tepatnya di Februari. Merosotnya harga terjadi karena krisis Eropa yang membuat pertumbuhan industri di China mengurangi pembelian logam untuk kebutuhan solder dan kemasan.
Peter Kettle, Manajer Riset dari ITRI Ltd menilai, jika harga timah jatuh dibawah US$ 20.000 per ton, dikhawatirkan akan berdampak negatif pada produksi skala kecil di Indonesia, yang sedang memasuki musim puncak produksi untuk ekspor.
"Pertanyaan besar saat ini adalah, apakah harga timah lebih rendah akan mengakibatkan penurunan produksi skala kecil," kata Kettle lewat surat elektronik.
Dalam tiga bulan terakhir, harga timah sudah jatuh 0,8% menjadi US$ 19.550 per ton di Bursa Logam London. Harga timah diperdagangkan pada level US$ 19.620 per ton, pada pukul 02:51 waktu setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News