kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Subsidi dan Kompensasi BBM dan LPG Berpotensi Membengkak Hingga Rp 280 Triliun


Senin, 25 April 2022 / 16:25 WIB
Subsidi dan Kompensasi BBM dan LPG Berpotensi Membengkak Hingga Rp 280 Triliun
ILUSTRASI. Subsidi BBM dan LPG diproyeksi membengkak


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kini tengah melakukan sejumlah kajian terkait dampak harga minyak dunia pada harga jual BBM dan LPG subsidi.

Deputi III Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Milik Negara, Riset dan Inovasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna mengungkapkan, sejumlah perhitungan tengah dilakukan kementerian dan lembaga terkait.

Menurutnya, hitung-hitungan ini meliputi sejumlah aspek antara lain kapan penyesuaian harga bisa dilakukan, berapa besaran penyesuaian yang memungkinkan serta berapa besar potensi beban subsidi dan kompensasi yang harus ditanggung jika harga tidak disesuaikan.

Montty mengakui, harga Indonesian Crude Price (ICP) yang telah menembus US$ 100 per barel telah melampaui asumsi dalam APBN yang sebesar US$ 63 per barel. Kondisi ini berdampak pada gap yang kian besar antara harga jual saat ini dengan harga seharusnya.

"Total-total kita harus nombok sekitar Rp 280 triliun kalau misalkan kita tidak melakukan kenaikan harga baik itu LPG, Pertalite maupun Solar kalau ICP-nya kita set US$ 100 per barel," terang Montty dalam diskusi Squawk Box, Senin (25/4).

Baca Juga: Subsidi Energi Diperkirakan Melonjak, Ini Kata Ekonom

Montty menjelaskan, dengan asumsi ICP sebesar US$ 63 per barel maka subsidi dan kompensasi untuk tiga komoditas mencapai sekitar Rp 140 triliun. Kenaikan harga ICP membuat potensi penambahan subsidi dan kompensasi mencapai dua kali lipat dari besaran semula.

Montty melanjutkan, dalam kajian yang dilakukan pun sejumlah aspek turut diperhatikan termasuk potensi volume inflasi jika harga dinaikkan hingga bantalan sosial untuk masyarakat.

"Sekarang problemnya adalah apakah kita mau kemudian harga tetap tetapi kita harus membelanjakan subsidi dan kompensasi sebesar itu, ataukah kita cari cara lain sehingga angka sebesar itu bisa kita minimize ya," kata Montty.

Hitung-hitungan potensi pembengkakan subsidi dan kompensasi sebelumnya juga diungkapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Arifin mengingatkan bahwa saat ini harga jual BBM dan LPG bersubsidi, jauh dari harga keekonomian yang tengah melambung tinggi. Untuk itu masyarakat diimbau untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga alokasi subsidi BBM dan LPG tidak tergerus dan lebih tepat sasaran.

Menteri Arifiin juga kembali mengingatkan penyalahgunaan BBM subsidi akan menambah beban keuangan negara. Masyarakat diminta ikut mengawasi dan melaporkan apabila menemukan penyimpangan-penyimpangan dalam penyaluran dan pemakaian BBM subsidi.

Baca Juga: Menteri ESDM Prediksi Subsidi, Kompensasi BBM dan LPG Bengkak Jadi Rp 320 Triliun

"Jadi kalau harga minyak dunia bertahan di level sekarang, Pemerintah berisiko mengeluarkan dana Rp 320 triliun untuk subsidi dan kompensasi BBM dan LPG. Itu belum termasuk listrik, mungkin listrik tidak sebesar itu," terang Arifin dalam keterangan resmi, Minggu (17/4).

Jika ditinjau kembali, dalam asumsi APBN saat ini harga minyak mentah Indonesia atau ICP dipatok sebesar US$ 63 per barel, dan perhitungan alokasi subsidi dan kompensasi BBM dan LPG sekitar Rp 130 triliun. "Jadi ada Rp 190 triliun yang harus bisa disiapkan kembali," pungkas Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×