Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal IV/2020, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) akan meluncurkan proyek di Bogor dengan kisaran harga Rp 1,4 miliar hingga Rp 1,9 miliar. SMRA berharap dapat membukukan pendapatan Rp 400 miliar dari proyek tersebut.
“Summarecon Bogor akan launching pada kuartal empat yang nanti dapat dikembangkan hingga 420 hektare selama lebih dari 10 tahun,” kata Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi kepada kontan.co.id, Jumat (6/9).
Realisasi pendapatan pra-penjualan (marketing sales) PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sejak awal tahun hingga Agustus 2020 tercatat sebesar Rp 1,7 triliun atau sebesar 68% dari target tahun ini. SMRA menargetkan marketing sales tahun ini sebesar Rp 2,5 triliun.
Baca Juga: Pengembang properti masih andalkan proyek eksisting
Target tersebut telah dipangkas dari target yang semula Rp 4,5 triliun. Pemangkasan target tersebut disebabkan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat daya beli konsumen melemah. Tekanan ekonomi ini diperkirakan berlanjut dan tentu berpengaruh signifikan pada penjualan properti.
"Pencapaian ini paling banyak disumbang dari segmen rumah dengan kisaran harga Rp 1 miliar-Rp 2 miliar per unit. Capaian marketing sales tersebut bakal disumbang oleh proyek rumah sebesar 60%, ruko 17%, apartemen 16%, dan kantor 7%," kata Jemmy.
Dia mengatakan, peningkatan marketing sales tersebut diproyeksikan berlanjut hingga akhir tahun ini, seiring dengan rencana perseroan untuk meluncurkan sejumlah proyek properti dengan harga jual di bawah Rp 1,5 miliar.
Di antaranya, peluncuran klaster Magenta di Bekasi, Serpong, Bandung, dan Bogor. “Peluncuran produk baru tersebut diharapkan menopang lonjakan penjualan marketing perseroan pada paruh kedua tahun ini,” terangnya.
SMRA mengandalkan proyek hunian senilai Rp 1,4 miliar-Rp 1,9 miliar untuk mengejar target pendapatan pra-penjualan Rp 2,5 triliun pada 2020. Salah satunya yang berada di Bogor.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) bukukan marketing sales Rp 1,7 triliun hingga Agustus 2020
Menurutnya, saat ini perusahaan dengan kode emiten SMRA itu fokus pada penjualan unit di kisaran harga kisaran Rp 1,4 miliar hingga Rp1,9 miliar yang dinilai memang lebih mudah diserap pasar.
Terkait pengembangan proyek Summarecon Bogor, proyek tersebut kemungkinan diluncurkan pada kuartal terakhir tahun ini. Kawasan tersebut dinilai prospek didukung lokasi pengembangan yang strategis.
Pengembangan hunian baru di kawasan tersebut bertujuan untuk menyasar pembeli yang menginginkan rumah berharga di bawah Rp 1,5 miliar dengan lingkungan yang baik.
“Kami memperkirakan bahwa Bogor Township akan menjadi menjadi sentimen positif bagi perseroan untuk menopang penjualan marketing pada paruh kedua tahun ini. Apalagi hunian yang dijual di kota mandiri ini cukup menarik, yaitu akses yang baik, menawarkan kenyamanan lingkungan yang baik, dan hanya perseroan yang baru mengembangkan kota mandiri di daerah tersebut,” katanya.
Namun demikian, Summarecon melakukan sejumlah strategi untuk tetap bisa mencapai target yang telah dipangkas.
Jemmy menambahkan, manajemen SMRA telah melihat bahwa kondisi pasar mulai meningkat secara bertahap. Untuk mencapai target sampai dengan akhir tahun ini SMRA masih akan melaksanakan beberapa peluncuran produk baru.
Saat ini, perusahaan mengutamakan penjualan produk yang sesuai dengan kemampuan konsumen dan mengupayakan metode pembayaran yang lebih mudah.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) perkenalkan klaster terbarunya, Magenta Residence
Selain itu, perusahaan meningkatkan pemanfaatan teknologi digital, seperti launching proyek di Bekasi, Serpong dan Makassar secara virtual dan memanfaatkan visualisasi lokasi properti dengan teknologi digital.
“Yang paling penting pricing dan cara bayar yang harus kita sesuaikan dengan kemampuan daya beli dan tetap menjaga kepercayaan serta kualitas produk yang tidak pernah berubah,” kata Jemmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News