kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sunindo Adipersada targetkan pendapatan Rp 300 miliar di tahun 2019


Selasa, 10 September 2019 / 16:14 WIB
Sunindo Adipersada targetkan pendapatan Rp 300 miliar di tahun 2019
ILUSTRASI. Sunindo Adipersada


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sunindo Adipersada menargetkan pendapatan sebesar Rp 300 miliar di tahun 2019 dan Rp 500 miliar di tahun 2020. Target tersebut akan dikejar dengan memanfaatkan perang dagang yang terjadi di antara Amerika Serikat dengan Cina.

“Ada peluang yang luar biasa besar yang mungkin belum disadari oleh sebagian perusahaan lokal,“ ujar CEO PT Sunindo Adipersada, Iwan Tjen pada Selasa (10/09).

Baca Juga: Asosiasi mainan bersama direktorat bea dan cukai adakan sosialisasi perubahan PMK

Iwan menjelaskan bahwa sebelumnya Cina memiliki penguasaan yang besar di pasar mainan Amerika Serikat. Pada tahun 2018 saja misalnya, Cina menguasai sekitar 80,9% pasar mainan di Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar US$ 26,7 miliar.

Sementara itu, penjualan ekspor produk-produk mainan Indonesia ke Amerika Serikat masih terbilang kecil, yakni sebesar US$ 280 juta atau setara dengan 0,8% market share dari pasar mainan yang ada di Amerika Serikat.

Namun demikian, keberadaan fenomena perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina dinilai bisa menjadi peluang bagi eksportir produk-produk mainan yang ada di Indonesia lantaran berpotensi mengurangi penguasaan pasar yang dimiliki Cina untuk produk mainan di Amerika Seirkat.

Mengutip pemberitaan daring Reuters pada 31 Agustus 2019, Amerika Serikat memang akan memberlakukan tarif sebesar 15% terhadap produk-produk mainan impor dari Cina pada 15 Desember 2019 mendatang.

Menurut Iwan, meski baru akan dilakukan pada 15 Desember 2019, pemberlakuan tarif tersebut akan mendorong importir mainan di Amerika Serikat untuk mencari mitra impor mainan baru dari negara-negara lain sebelum tarif berlaku. Dalam hal ini, Indonesia menghadapi kompetitor eksportir mainan dari negara-negara lain seperti Meksiko, Taiwan, Vietnam, dan Kanada.

Baca Juga: Sunindo Adipersada jadi pilot project program pendampingan Kemenperin

Namun demikian, Iwan menilai bahwa eksportir mainan dari Indonesia, termasuk salah satunya PT Sunindo Adipersada memiliki keunggulan, sebab industri mainan merupakan industri yang bersifat labour intensive. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan dibanding negara-negara seperti Meksiko, Taiwan dan Kanada karena memiliki sumber daya tenaga kerja yang lebih besar.

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki keunggulan dibanding Vietnam dalam persaingan di pasar mainan Amerika Serikat oleh karena beberapa hal. Pertama, pabrik mainan Vietnam umumnya memiliki size yang lebih kecil dibanding pabrik mainan yang ada di Indonesia.

Kedua, Indonesia juga memiliki keunggulan karena memiliki supporting industries atau industri penunjang yang lebih baik dibanding Vietnam. Terakhir, berdasarkan informasi yang diperoleh Iwan, Vietnam saat ini juga sedang berada dalam pengawasan Amerika Serikat lantaran dicurigai melakukan praktik dagang yang tidak terpuji.



TERBARU

[X]
×