Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Super Energy Tbk (SURE) berupaya meningkatkan jumlah pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang diperkirakan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Direktur Utama Super Energy Agustus Sani Nugroho mengatakan, kebutuhan gas untuk sektor industri dan pembangkit akan terus tumbuh di masa depan.
Mengutip data Outlook Energi Indonesia 2017 buatan BPPT, di 2015 lalu proyeksi kebutuhan gas berada di level 1.456 BSCF. Kemudian meningkat jadi 2.000 BSCF di tahun 2020 dan kembali naik menjadi 2.849 BSCF di tahun 2025 nanti.
Baca Juga: Super Energy (SURE) yakin permintaan produk olahan gas akan membaik
Dari data tersebut, manajemen SURE mau tidak mau harus piawai dalam mencari sumber pasokan gas baru yang biasanya diperoleh dari para pemain di sektor hulu. “Kami cari sumber-sumber gas di hulu yang bisa menambah pasokan bagi perusahaan,” kata dia dalam paparan publik virtual, Rabu (26/8).
Sejauh ini, hasil usaha SURE mulai menunjukkan hasil. Perusahaan disebut telah mendapat komitmen penyediaan pasokan gas di Tuban, Jawa Timur, untuk bisnis gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) yang dijalani anak usahanya yaitu PT Bahtera Abadi Gas (BAG).
Selain itu, BAG juga mulai mendapat pasokan gas di kawasan Rembang, Jawa Tengah melalui sumur yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
“Untuk pasokan gas yang di daerah Jateng sudah terealisasikan. Kami berharap nanti pasokan gas di Tuban akan beroperasi di semester dua ini,” ungkap Agus.
Direktur Super Energy Andreas Sugihardjo menambahkan, untuk mewujudkan agenda bisnis tersebut, pihaknya telah menggelontorkan capital expenditure (capex) senilai Rp 40 miliar. Dia pun yakin penambahan pasokan gas tersebut akan memberi kontribusi besar bagi kinerja SURE, khususnya di semester kedua 2020.
Sekadar catatan, hingga kini SURE belum merilis laporan keuangan semester pertama. Pada kuartal I-2020, SURE membukukan kenaikan pendapatan usaha sebesar 18,18% (yoy) menjadi Rp 86,03 miliar. Namun, laba bersih perusahaan tergerus 85,69% (yoy) menjadi Rp 0,96 miliar.
SURE sendiri memiliki dua anak usaha. Selain BAG, ada juga PT Gasuma Federal Indonesia (GFI). GFI yang berlokasi di Tuban memiliki fasilitas pengolahan gas yang memproses dan mengelola gas suar menjadi kondensat, LPG, dan lean gas yang bersumber dari Lapangan Mudi dan Sukowati. Fasilitas tersebut dibangun pada tahun 2011 dan mulai dioperasikan pada tahun 2012.
Adapun BAG juga terletak di Tuban. Perusahaan ini mengoperasikan CNG Mother Station dengan kapasitas 3x1,7 MMSCFD sejak tahun 2011. Di tahun 2015, BAG membangun CNG Plant kedua di Gresik yang berkapasitas 2x1,7 MMSCFD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News