kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suplai berlebih, pasokan DOC dipangkas 15%


Selasa, 22 April 2014 / 17:48 WIB
Suplai berlebih, pasokan DOC dipangkas 15%
ILUSTRASI. Kenaikan suku bunga akan menjadi penyebab turunnya kinerja perusahaan. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.


Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah akhirnya mengabulkan permintaan kalangan pengusaha peternakan ayam untuk menstabilkan harga dengan menerapkan skema pengaturan pasokan suplai bibit ayam berumur sehari atau day old chicken (DOC).

Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, berdasarkan kesepakatan bersama dengan kalangan pelaku industri harga maksimal DOC yang ditetapkan adalah Rp 3.200 per ekor. "Jadi bisa kita hitung dengan jumlah dan harga itu sudah cukup. Bentuknya lebih kepada surat dari Kemendag kepada para industri," kata Bayu, Selasa (22/4).

Selain itu, akibat over supply DOC yang terjadi saat ini maka Kemendag meminta kalangan pengusaha untuk mengurangi pasokan hingga 15% dari rata-rata per bulan. Namun sayang, Bayu tidak merinci sampai kapan pengaturan suplai dan harga tersebut dilakukan.

Secara singkat Bayu menjelaskan, upaya yang dilakukan pemerintah dengan mengatur suplai dan harga DOC tersebut adalah sebagai upaya untuk menyelamatkan peternak ayam rakyat. Bayu bilang, dalam 2-3 tahun terakhir posisinya sangat sulit.

Dalam setahun, peternak ayam rakyat biasanya mengalami rugi hingga tujuh bulan, sedangkan untungnya lima bulan. "Kita ingin sekarang tidak terlalu besar ruginya, sehingga tidak harus menaikkan harga terlalu tinggi pada saat musim permintaan tinggi seperti bulan ramadhan atau lebaran," kata Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×