kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suplai jagung tersendat membuat harga daging dan telur melambung


Selasa, 25 September 2018 / 22:35 WIB
Suplai jagung tersendat membuat harga daging dan telur melambung
ILUSTRASI. Jagung pakan ternak


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

Oleh karena itu, terkait dengan target produksi jagung nasional sebesar 30 juta ton, Imelda menilai, hal tersebut tidak realistis. Menurutnya, proyeksi itu dihitung hanya berdasar potensi benih jagung yang dikalikan luas lahan dengan tidak mengikutsertakan variabel lainnya.

Contohnya tidak ada penghitungan soal produksi panen yang tercecer saat proses distribusi atau pengangkutan dan produksi panen yang tidak memenuhi standar atau busuk.

Idealnya, untuk menghitung target produksi perlu beberapa variabel yang harus diikutsertakan. Mulai dari jagung yang busuk, jagung yang tercecer saat distribusi, variabel eksternal seperti cuaca, sistem irigasi, sampai serangan hama. 

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kemtan), jumlah produksi jagung nasional mengalami peningkatan pada periode 2013 sampai 2017. Pada 2013 jumlah produksi jagung nasional adalah 18,5 juta ton dan meningkat menjadi 19 juta ton dan 19,6 juta ton pada 2014 dan 2015. Pada 2016 dan 2017 jumlahnya menjadi 19,7 juta ton dan 20 juta ton.

Di saat yang bersamaan, jumlah konsumsi jagung nasional juga terus naik. Pada periode 2013-2015, jumlah konsumsi jagung nasional berturut-turut sebesar 21,6 juta ton; 22,5 juta ton; dan 23,3 juta ton. Ada sedikit penurunan pada 2016 yaitu menjadi 22,1 juta ton. Jumlah ini kembali naik menjadi 23,3 juta ton pada 2017.

Hal senada diungkapkan, Guru Besar Institu Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas. Naiknya harga pakan ternak bukan hanya karena kebutuhan jagung sebagai bahan bakunya tidak mencukupi. Lebih daripada itu, bergantungnya pakan ternak pada impor jagung membuat harganya terus terkerek tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×