Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendala jarak sentra produksi jagung dengan lokasi pabrik pakan menjadi salah satu kendala utama dalam penentuan harga pakan.
Direktur Pakan Kementerian Pertanian Sri Widayati menjelaskan dari 92 perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan, sebanyak 56 perusahaan terletak di pulau Jawa. Padahal area sentra produksi jagung terletak di luar Pulau Jawa seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
"Pabrik pakan terletak di Jawa karena industri peternak juga di Jawa, oleh karena itu mereka memang berpusat di sini," kata Sri Widayati, Selasa (25/9).
Selain itu, investasi membangun silo tidak banyak. Sri memperkirakan untuk membangun silo dengan daya tampung 5.000 ton bisa menghabiskan Rp 3 miliar-Rp 4 miliar.
Perusahaan pakan memang memiliki silo yang bisa menampung hingga ribuan ton jagung. Menurutnya kemampuan tampung seluruh silo mencapai 1,4 juta ton. Sedangkan kebutuhan pakan mencapai 800.000 ton per bulan. Adapun kebutuhan pengusaha pakan pada jagung mencapai 7,76 juta ton per tahun.
Tak hanya itu, dalam perhitungannya, produksi pakan industri feedmill tahun ini akan mencapai 19,4 juta ton. Angka ini naik dari produksi tahun lalu di 18,2 juta ton dan tahun 2016 di besaran 17,2 juta ton.
Dari produksi tersebut, sebanyak 90% digunakan untuk pakan unggas ras, sisa 10% untuk lainnya seperti ikan budidaya, hewan ruminansia, babi dan porsi kecil untuk pakan ayam lokal.
Terkait penyebaran alat pengeringan, Sri menyampaikan atas instruksi Menteri Pertanian, pihaknya telah menempatkan alat-alat pertanian di sentra produksi yang membutuhkan. Bila terdapat area yang tidak menggunakan alat tersebut secara maksimal, akan dipindah ke area yang lebih membutuhkan. Kemudian terkait mobil pengering jagung (mobile corn dryer), pihaknya terus mendorong pembangunannya.
"Kami anggarkan untuk tahun 2019," katanya. Sayangnya ia tidak merinci berapa target mobil pengering jagung yang akan dibangun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News