Reporter: Erika Anindita | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Roda perekonomian Indonesia rupanya tidak hanya berputar kencang di Ibukota. Kota terbesar kedua setelah Jakarta, yakni Surabaya turut kecipratan. Indikasinya, antara lain, terlihat dari pertumbuhan permintaan untuk gedung perkantoran.
Berdasarkan hasil riset yang dipublikasikan Colliers Indonesia, Senin (8/7) siang, akan terdapat persediaan lahan perkantoran di Surabaya baru seluas 247.821 meter persegi (m2) selama periode 2014-2016 mendatang.
Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menjelaskan, pemerintah daerah Surabaya sebenarnya mempunyai peraturan zoning untuk perkantoran.
Namun, yang terjadi hingga kini perusahaan-perusahaan lokal kebanyakan berkantor di ruko, sementara kawasan gedung perkantoran digunakan oleh korporasi nasional.
"Pengembang akan mengarahkan usaha-usaha baru di kawasan perkantoran, jadi selama 3 tahun ke depan ada banyak gedung perkantoran baru," ujar Ferry di Menara WTC, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Sebagai perbandingan, lokasi gedung-gedung perkantoran kini masih terpusat di pusat kota Surabaya (59%), diikuti bagian selatan (26%), bagian barat (9%), dan bagian timur (6%).
Ke depannya, semua akan terkonsentrasi di selatan Surabaya (34%), yang diikuti pusat kota (25%), bagian timur (24%), dan bagian barat (24%).
Dari sisi pengembangan, bagian selatan, timur, dan pusat kota akan memperoleh jatah besar di masa mendatang.
Untuk luas gedung perkantoran yang sudah berdiri di Surabaya, rata-rata sebesar 10.000 meter persegi (m2). Jumlah ini berkembang menjadi 20.000-30.000 meter persegi (m2) di tahun-tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News