Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX Masela, Ltd. telah menuntaskan survei lapangan tambahan sebagai bagian dari proses persetujuan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Survei ini mencakup data tambahan hasil observasi ekosistem terumbu karang dan hasil resolusi aspirasi mewakili Maluku Barat Daya (MBD). Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari Masyarakat dan akademisi yang berasal dari MBD yang aktif di Universitas Pattimura (UNPATTI).
Hasil tersebut akan diintegrasikan dalam revisi dokumen Andal (Analisis Dampak Lingkungan Hidup) dan RKL-RPL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup – Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup).
Baca Juga: Komersialisasi Gas Blok Masela dan IDD Ditargetkan Selesai Tahun Ini
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menyampaikan bahwa SKK Migas mendorong INPEX untuk dapat melakukan berbagai langkah dan upaya guna memastikan bahwa apa yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
“Perkembangan yang ada, tidak lepas dari upaya SKK Migas untuk mendorong akselerasi pengembangan Proyek LNG Abadi sejak Pemerintah menyetujui revisi ke-2 POD I. melalui kegiatan kick off PMT di akhir Desember 2023 dan focus group discussion (FGD) di awal Februari 2024. Kami memberikan apresiasi atas komitmen yang kuat dari INPEX untuk melakukan eksekusi atas program yang ada sehingga saat ini sudah banyak perkembangan positif kemajuan proyek tersebut," ujar Hudi dalam siaran pers, Selasa (12/3).
Hudi melanjutkan, SKK Migas akan mendorong INPEX untuk dapat lebih aktif melakukan koordinasi. Dengan demikian, proyek senilai US$ 20,9 miliar atau sekitar Rp 324 triliun ini dapat onstream pada 2029.
"Ini untuk mendukung target long term plan (LTP) produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari dapat diwujudkan," sambung Hudi.
Sementara itu, Vice President Corporate Services INPEX Masela, Ltd. Henry Banjarnahor, memastikan INPEX akan terus berkoordinasi dan bersinergi secara kolektif dalam melaksanakan rangkaian pengembangan proyek LNG Abadi.
“Apresiasi kami sampaikan kepada SKK Migas yang terus bersama-sama mengawal proyek ini, harapannya kelancaran dan keberhasilan proyek ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia khususnya di Wilayah Timur Indonesia,” jelas Henry.
SKK Migas juga telah menerima penyerahan hasil pengadaan tanah kawasan non-hutan seluas kurang lebih 28.9 hektar untuk lokasi pembangunan salah satu fasilitas proyek LNG Abadi dari Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T) dari Kantor Wilayah BPN Maluku pada 19 Februari 2024 di Ambon, Provinsi Maluku sebagai bentuk kontribusi dalam mendukung kelancaran proyek.
SKK Migas – INPEX telah memulai rangkaian kegiatan survei Geologi dan Geofisika (G&G) onshore dan intertidal (zona pasang surut) sejak bulan Februari 2024 yang lalu. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah tenaga kerja lokal untuk mendukung pelaksanaannya.
Dalam waktu yang berdekatan, SKK Migas – INPEX berencana melaksanakan survei G&G offshore dengan melibatkan kontraktor terpilih, sebagai Langkah lebih lanjut untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan proyek ini.
Selain itu, INPEX sedang menjalankan studi-studi dengan pihak ketiga terkait dengan ruang lingkup CCS yang menjadi komponen penting di proyek LNG Abadi, antara lain kajian lanjutan CCS Abadi Fase 1 mengenai Top Seal, Fault Seal dan 3D Geomechanics, kajian lanjutan CCS Abadi Fase 2 mengenai Reservoir Engineering Scope, dan kajian CO2 Injection Pipeline yang direncanakan akan selesai pada tahun 2024.
Di sisi lain, SKK Migas dan INPEX secara aktif terlibat dalam pembahasan dan persiapan komponen Pembiayaan sebagai bagian dari Pengembangan Proyek LNG Abadi. SKK Migas dan INPEX berencana untuk menggelar kick-off meeting dalam waktu dekat terkait komponen Pembiayaan tersebut yang akan membahas hal-hal terkait rencana pembiayaan, struktur pendanaan and tata waktu kegiatan pembiayaan.
Sementara itu, INPEX telah memulai tahapan pengadaan untuk komponen fasilitas proyek LNG Abadi, termasuk FEED FPCI for Onshore LNG dan FPCI for FPSO, FEED SURF dan FEED GEP. Pengumuman mengenai proses prakualifikasi ini diterbitkan melalui sistem CIVD (Centralized Integration Vendor Database) - SKK Migas. Saat ini, INPEX tengah melakukan proses evaluasi terhadap proposal prakualifikasi yang telah diterima.
Dengan estimasi volume produksi LNG tahunan yang dapat mencapai 9,5 juta ton per tahun, Proyek LNG Abadi diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam meningkatkan ketahanan energi Indonesia, serta menyediakan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang. Komponen CCS (Carbon Capture and Storage) dalam proyek juga dapat menjadi elemen penting dalam mendukung upaya mencapai tujuan nol emisi CO2 Indonesia pada tahun 2060 yang akan datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News