kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Markplus: Produk herbal jadi primadona di tengah pandemi Covid-19


Selasa, 23 Juni 2020 / 15:18 WIB
Survei Markplus: Produk herbal jadi primadona di tengah pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Pelaku usaha mengemas minuman kunyit asam produksi rumahan di Kelurahan Jombatan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (22/4/2020). Industri rumahan minuman kemasan kunyit asam tersebut tidak terdampak pandemi virus Corona, dalam sehari mereka bisa memprod


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MarkPlus, Inc. kembali menghadirkan MarkPlus Industry Roundtable edisi ke 18 yang membahas industri farmasi. Hasil survei cepat yang dilakukan Markplus, masyarakat lebih banyak mengincar produk herbal di masa pandemi.

Survei cepat yang dilakukan oleh MarkPlus, Inc. diikuti oleh 101 responden di seluruh Indonesia yang 71,3% nya berusia 25 sampai 44 tahun.

Menurut hasil survei, sejak adanya Covid-19, produk kesehatan dan produk herbal menjadi idola masyarakat dengan peningkatan konsumsi yang cukup signifikan. Industri farmasi menjadi salah satu sektor yang berhasil tumbuh di tengah pandemi.

Baca Juga: Survei: Pengguna transportasi umum turun drastis sejak pandemi Covid-19

Peningkatan terjadi dari sisi pembelian produk kesehatan sebesar 5,9% selama Covid-19. Produk yang paling diminati dan banyak dikonsumsi yaitu vitamin sebesar 68,3%, multivitamin sebesar 60,4%, dan madu sebesar 56,4%.

Sedangkan dari sisi konsumsi terjadi peningkatan intensitas yang sebelumnya mengonsumsi setiap satu minggu sekali menjadi setiap hari.

“Sebelum ada Covid 32,7% responden mengonsumsi produk-produk kesehatan hanya satu kali seminggu, namun setelah pandemi berlangsung meningkat. 44,4% responden mengonsumsi produk tersebut setiap hari,” ujar Senior Business Analyst MarkPlus, Inc. Dini Bonafitria pada Selasa (23/6) 2020 dalam MarkPlus Industry Roundtable sektor farmasi.

Akibat meningkatnya konsumsi harian produk kesehatan, pencarian dan pembelian secara online pun meningkat. Sebesar 54,5% responden mengaku selalu mencari dan membeli produk langsung menuju toko, sedangkan kini mereka mengombinasikan antara pencarian online dan pembelian offline.

Sebanyak 32,7% responden beralih dengan melakukan pencarian serta pembelian secara online, dan 32,7% responden mencari di online channel namun membelinya tetap di offline store.

Untuk produk herbal, mayoritas masyarakat tertarik membeli karena memiliki bahan baku yang alami, tidak memiliki efek samping serta percaya dengan rekomendasi dari keluarga mengenai khasiat produk herbal.

Baca Juga: Markplus : Sejak pandemi, layanan digital multifinance kian diminati

Bahkan berdasarkan hasil survei tersebut tingkat kepercayaan terhadap produk herbal mencapai angka 4,79 dari skala 1 sampai 6 yang artinya dipercaya masyarakat.

“Masyarakat ini sekarang lebih aware dengan faktor kesehatan. Hal ini bisa menjadi peluang bagi industri farmasi untuk mengedukasi lebih lanjut,” papar Dini.

Meskipun sedang tumbuh, industri farmasi tetap perlu terus melakukan inovasi terkait produk herbal agar semakin diminati masyarakat. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital juga bisa dimaksimalkan sebagai medium untuk mengedukasi dan channel pembelian secara online seperti website atau media sosial perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×