Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berhasil memproduksi ammonia di atas 300.000 metrik ton hingga tutup tahun 2018. Prakash Bumb, Vice President Finance PT Surya Esa Perkasa Tbk mengatakan saat ini utilitas pabrik amonia milik mereka sudah 16% melebihi dari kapasitas produksi yaitu sebesar 700.000 metrik ton.
Pada tahun ini etemiten berkode saham ESSA ini juga menargetkan produksi amonia sedikit lebih besar dari kapasitas produksinya. Sebagai informasi, ESSA melalui PT Panca Amara Utama di Luwuk mengoperasikan pabrik amonia di Sulawesi Tengah, mereka mengucurkan dana sebesar US$ 800 juta untuk membangun pabrik ini.
Sepanjang tahun lalu, mereka membidik pendapatan US$ 150 juta, yang mana US$ 100 juta akan diperoleh dari penjualan amonia dan sisanya pendapatan dari penjualan liquefied petroleum gas (LPG) dan jasa pengolahan. “Sampai akhir tahun 2018 kemungkinan sedikit melebihi target, tapi kita belum dapat memberikan angka detailnya,” katanya pada Kontan.co.id, Senin (28/1).
Pun pada tahun ini, ia belum dapat menyebutkan target pendapatan. Yang terang, sambung Prakash, pendapatan dari lini bisnis amonia bakal menyumbang pendapatan lebih besar ketimbang dua lini bisnis lainnya.
Setelah rampung membangun pabrik amonia dan mulai dioperasikan pada Juli 2018 silam,ESSA saat ini juga tengah membahas proyek jangka panjang yang akan mereka garap. “Ada beberapa proyek yang sedang kita bicarakan, seperti bisnis pertrokimia,” imbuhnya.
Lantaran utilisasi produksi amonia sudah mencapai 116%, Prakash menjelaskan nantinya tak menutup kemungkinan apabila ESSA bakal membangun pabrik amonia lagi. Namun, ia belum dapat menentukan proyek anyar mana yang nantinya akan digarap ESSA hingga 3 tahun mendatang.
Sementara dalam bisnis LPG, Surya Esa memiliki pabrik LPG berkapasitas 66.000 mt per tahun. Pada tahun lalu mereka membidik volume produksi sebesar 76,384 ton LPG. Prakash bilang untuk tahun ini mereka juga menargetkan produksi tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Mengenai belanja modal, Prakash menambahkan tak ada investasi yang cukup besar pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News