Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Kisruh fuel pump masih belum menemukan titik temu hingga saat ini.
Endro Nugroho, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales membenarkan, saat ini penelitian masih berlangsung dan belum mencapai titik akhir. Terakhir, pihak konsumen yang diwakili oleh Yayasan Lembaga Konsmen Indonesia juga ikut melakukan investigasi. "Untuk sampel, dapat diamnil dari mana saja. Apapun hasilnya, semua harus legowo," kata Endro, akhir pekan lalu.
Suzuki sendiri sudah melakukan penelitian lewat laboratorium independen. Endro berharap, hasil penelitian ini berguna bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan dalam bertindak. Sampai hari ini penelitian Suzuki pun belum membuahkan hasil lantaran laboratorium yang sama juga digunakan oleh ATPM lain.
Di sisi lain, Suzuki juga sudah menginstruksikan setiap diler untuk melayani pelanggan yang mengalami kerusakan fuel pump. Layanan yang dimaksud ialah mengecek, memperbaiki, menguras tangki dan membersihkan fuel pump, sampai menyediakan pasokan. Memang, dalam hal ini Suzuki membebankan penggantian fuel pump pada pelanggan. Sebab, perusahaan mengklaim kerusakan bukan terdapat pada kualitas komponen fuel pump Suzuki.
Sampai saat ini, ATPM menemukan sekitar 5.000 unit mobil yang mogok akibat fuel pump macet. Kerusakan ini berasal dari berbagai merek dan tahun produksi. Hampir seluruh mobil ini menggunakan Premium Pertamina sebagai bahan bakar.
Sementara Tubagus Haryono, Kepala BPH Migas mengaku, sampai saat ini pihaknya belum duduk bersama Gaikindo dan Pertamina membahas hal ini. "Diskusinya belum jadi karena belum semua hasil laboratorium dari Lembaga Minyak dan Gas Bumi kami terima," tukas Tubagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News