kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.679   -189,00   -1,22%
  • IDX 7.506   9,93   0,13%
  • KOMPAS100 1.165   4,18   0,36%
  • LQ45 928   -1,43   -0,15%
  • ISSI 226   1,44   0,64%
  • IDX30 478   -1,82   -0,38%
  • IDXHIDIV20 574   -2,23   -0,39%
  • IDX80 132   0,25   0,19%
  • IDXV30 142   0,53   0,37%
  • IDXQ30 160   -0,35   -0,22%

Swasta Akhirnya Bisa Jual Avtur, Tapi Mahalnya Tiket Bukan Cuma Karena Bahan Bakar


Jumat, 20 September 2024 / 20:20 WIB
Swasta Akhirnya Bisa Jual Avtur, Tapi Mahalnya Tiket Bukan Cuma Karena Bahan Bakar
ILUSTRASI. Produk bahan bakar Bio Avtur dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk mesin pesawat terbang dari Pertamina.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhirnya pemerintah mengizinkan badan usaha swasta menjual avtur di Indonesia. Upaya ini untuk menekan harga tiket pesawat yang mahal. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, pemerintah membuka partisipasi badan usaha swasta untuk menyalurkan avtur di Indonesia. 

Keputusan ini sesuai rekomendasi Kementerian Perhubungan, diharapkan bisa menurunkan harga tiket pesawat. Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati mengakui memang Kemenhub telah mengeluarkan rekomendasi agar avtur dapat dijual oleh multiprovider agar harga avtur bisa lebih rendah.

"Hal ini berdasarkan kajian dari Badan Kebijakan Transportasi. Kami berharap ini dapat berdampak pada penurunan harga tiket pesawat," kata Adita kepada Kontan, Kamis (19/8). Terkait aturannya, lanjut Adita, Kemenhub harus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai kementerian yang menangani hal ini. 

Sementara Direktur Eksekutif Institut Energi Anak Bangsa (IEAB), M. Niko Kapisan menyampaikan, harga avtur bukan satu-satunya penyebab mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia. Menurutnya, ada berbagai faktor lain yang turut berperan. Seperti komponen suku cadang (spare part) dan bahan bakar (fuel). Namun, ia menekankan masalah yang lebih mendasar dalam industri penerbangan nasional, yaitu kurangnya kompetitor dan armada yang memadai.

Niko menjelaskan, kekurangan kompetitor dalam industri penerbangan berpotensi menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga tiket pesawat. Dengan terbatasnya jumlah maskapai, muncul kekhawatiran kondisi ini dapat menyebabkan praktik monopoli harga, yang pada akhirnya merugikan masyarakat luas.

Baca Juga: Penjualan Avtur Bukan Lagi Monopoli Pertamina

"Kami tidak ingin situasi ini berkembang menjadi salah satu indikasi terbesar dalam menentukan harga tiket pesawat. Tanpa kompetisi yang sehat, harga tiket dapat dengan mudah dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu, dan masyarakat akan menjadi korban," ujar Niko. 

Ia mengingatkan pemerintah, tidak terpaku hanya pada isu harga avtur sebagai penyebab kenaikan harga tiket pesawat. "Pemerintah harus melihat secara lebih luas terkait persoalan ini," ujarnya. 

IEAB juga menyuarakan kekhawatiran terkait potensi agenda kelompok tertentu yang ingin masuk ke dalam bisnis avtur di Indonesia, dengan memanfaatkan isu ini demi keuntungan mereka. Menurut Niko, pajak yang tinggi dalam proses produksi hingga distribusi avtur juga turut mempengaruhi harga. 

IEAB meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan praktik kartel tiket pesawat beberapa maskapai. IEAB berharap pemerintah dan KPPU dapat segera melakukan langkah-langkah  untuk menciptakan industri penerbangan yang sehat, kompetitif, dan adil bagi semua pihak.

Selanjutnya: Salesforce Luncurkan Agentforce, Layanan Agen AI Paling Unggul di Kelasnya

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Minyak Murah Periode 19-25 September 2024, Ada Ekstra Diskon Rp 5.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×