kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Swasta raih tambahan kuota impor daging 10.000 ton


Kamis, 16 Juni 2016 / 16:23 WIB
Swasta raih tambahan kuota impor daging 10.000 ton


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Dalam rangka menstabilkan harga daging di pasaran, pemerintah kembali memberikan rekomendasi impor kepada pihak swasta sebanyak 10.000 ton. 

Kali ini, yang mendapatkan jatah adalah anggota Asosiasi Pengusaha Penglah dan Pengguna Daging Skala Menegah Kecil dan Rumah Tangga (Aspedata) Indonesia. 

Dengan adanya izin impor ini, pemerintah berharap anggota Aspedata akan mengeluarkan seluruh stoknya dari gudang untuk menstabilkan harga di pasaran.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah akan membuka pintu impor daging lebar-lebar untuk menstabilkan harga daging sapi di pasaran yang saat ini masih tinggi. 

Salah satu langkah terbaru adalah Kemtan mengeluarkan rekomendasi impor kepada pihak swasta yang tergabung dalam Aspedata.

"Saya minta sebanyak 35 pengusaha importir daging untuk mengeluarkan stok mereka selama dua minggu ini dan ganjaranya kami memberikan izin impor 10.000 ton," ujar Amran usai menerima para pengusaha Aspedata di Kantornya, Kamis (16/6).

Mentan menjelaskan, izin impor yang dikeluarkan ini akan digunakan untuk stok bulan Juli 2016. Sebab, pemeritah meminta agar semua stok anggota Aspedata untuk dikeluarkan bulan Juli, agar dikeluarkan saat ini sampai akhir Juni 2016. 

Anggota Aspedata sudah menyatakan komitmen mengeluarkan stok mereka sebanyak 6.110 ton selama dua pekan ke depan.

Amran menegaskan, pemerintah masih bersedia memberikan tambahan kuota izin impor daging bagi swasta untuk bisa menurunkan harga daging sapi di pasaran. 

Ia mengatakan, pemerintah memberikan izin impor 10.000 ton kepada anggota Aspedata sebagai insentif karena bersedia mengeluarkan stok daging yang ada saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×